BERBAKTI KEPADA AYAH & BUNDA
Birrul walidain
atau berbakti kepada orang tua adalah istilah yang sudah sangat akrab
di telinga kita. Namun kaum muslimin, terutama para pemudanya, masih kurang
menaruh perhatian dengannya. Sehingga tak jarang kita mendengar berita-berita
tentang kedurhakaan seorang anak terhadap orang tuanya, seperti tidak mau taat
kepada mereka, berkata kasar dan menyakitkan, bahkan sampai tindak
penganiayaan. Padahal dengan tegas Allah telah memerintahkan anak untuk
berbakti kepada orang tuanya. Allah ta’ala berfirman:
Dan sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua.
(QS.an-Nisa`: 36)
Syaikh Abdurrahman bin Nasir as-Sa’di v berkata: Maksudnya berbuat baik terhadap mereka dengan perkataan yang
mulia dan tutur kata yang lembut serta perbuatan yang baik, dengan menaati
perintah keduanya dan memberi nafkah kepada keduanya. (Taisir al-Karim
ar-Rohman, hal. 178)
Tak seorangpun di antara kita yang mengingkari keutamaan orang tua terhadap
anak-anaknya, karena mereka berdualah sebab seorang anak ada di dunia ini.
Kedua orang tua telah merawat kita sejak kecil dengan kasih sayangnya tanpa
menghiraukan rasa lelah dan letih. Maka pantaslah bagi mereka untuk mendapatkan
bakti mulia dari kita.
Seorang ibu yang telah mengandung sampai melahirkan, nyawa menjadi
taruhannya. Seorang ayah rela bekerja siang malam membanting tulang demi untuk
memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Lantas, apakah pantas seorang anak membalas
semua itu dengan kedurhakaan?!
TIGA JANJI ALLAH
Berbakti kepada orang tua adalah amal yang sangat mulia, bahkan merupakan hak kedua setelah hak Allah dan rasul-Nya. Sehingga di
dalam al-Quran Allah menyebutnya setelah menyebutkan hak-Nya. Banyak sekali
dalil dari al-Quran maupun as-Sunnah yang menjelaskan kepada kita akan wajibnya berbakti kepada orang tua.
Allah ta’ala berfirman:
ﭑ ﭒ ﭓ ﭔﭕ ﭖ ﭗ ﭘ
ﭙ ﭚﭛ ﭜ ﭝ ﭞ ﭟﭠ ﭡ ﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭶ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺﭻ ﭼ ﭽ ﭾ ﭿ ﮀ ﮁ ﮂ ﮃ ﮄ ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕ
ﮖ ﭼ الأحقاف: ١٥ -
١٦
Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun di
berdoa, “ Ya Tuhan-ku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu
yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku
dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhoi, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir
sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh aku
termasuk orang muslim. Mereka itulah
oranag-orang yang kami terima amal baikannya yang telah mereka kerjakan, dan
orang-orang yang kami maafkan kesalahan-kesalahannya, mereka akan menjadi penghuni-penghuunin
surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (QS. al-Ahqof: 15-16)
Dalam ayat tersebut Allah ta’ala
mewasiatkan manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya dengan menyambung
kebaikan terhadap keduanya, menaati keduanya dalam hal yang baik, dan tidak
boleh menyakiti keduanya. Allah mengkhususkan seorang ibu dengan menambah
penekanan, karena atas apa yang dihadapinya yang berupa kepayahan dan kesulitan saat
mengandung, melahirkan serta menyusui. Dan dalam ayat tersebut Allah
menjanjikan tiga keutamaan bagi seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya:
1)
Diterimanya amal-amal
kebaikannya serta diberi balasan yang baik atas apa yang ia perbuat.
2)
Diampuni
keburukan-keburukannya.
3)
Masuk surga Allah yang
sangat berharga. (Birrul Walidain
Adab wa ahkam, Kholid
al-Khorroz, hal. 14)
MENJAUHI UCAPAN ‘AH’
Karena begitu agungnya
berbakti kepada orang tua, sampai-sampai Allah ta’ala melarang seorang
anak untuk menyakiti orang tua meskipun hanya sebatas mengucapkan kata “ah”.
Seorang anak hendaklah senantiasa bertutur kata yang santun kepada mereka dan
selalu mendoakan kebaikan bagi mereka berdua, terlebih lagi ketika keduanya
telah lanjut usia. Allah ta’ala
berfirman:
ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞﮟ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧ ﮨ ﮩ ﮪ ﮫ ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ ﯜ ﯝ
ﯞ ﯟ ﭼ الإسراء: ٢٣ -
Dan Tuhan-mu telah memerintahkan
agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah
kepada keduanya perkataaan yanga baik. Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya
dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “ Wahai Tuhan-ku, sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. (QS. al-Isro`: 23-24)
LEBIH MULIA DARI PADA JIHAD
Berbakti
kepada orang tua merupakan ibadah mulia, yang mana Rasulullah
n
mendahulukannya dari pada jihad di jalan Allah, sebagaimana dalam sebuah hadist
dari Ibnu Mas’ud z,
ia berkata:
Aku bertanya, “Wahai Rasullallah amalan apa yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: Sholat tepat pada
waktunya. Aku bertanya lagi, “Kemudian
apa?” Beliau menjawab: Berbakti kepada orang tua. Aku bertanya lagi, “Kemudian
apa?” Beliau menjawab: Berjihad di jalan Allah. (HR. Bukhori &
Muslim)
Hadits ini menunjukan akan pentingnya berbakti kepada
orang tua yang telah dilalaikan oleh banyak manusia.
DURHAKA, DOSA BESAR
Setelah kita mengetahui kewajiban serta keagungan
berbakti kepada orang tua, hendaknya kita senantiasa melaksanakan perintah ini
sekuat tenaga, seraya mengharap keridhaan dari Allah
ta’ala agar kita mendapatkan pahala yang besar serta terjauhkan dari
dosa akibat durhaka, karena Rasulullah n bersabda:
أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ -ثَلاَثًا-: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ أَوْ قَوْلُ الزُّوْرِ.
Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar -beliau mengulanginya sampai tiga kali-?: Menyekutukan Allah, durhaka kepada
orang tua, persaksian dusta atau perkataan dusta. (HR. Bukhori & Muslim)
Semoga Allah azza wa jalla memudahkan kita untuk selalu berbakti
kepada orang tua. Hanya Allah semata Robb Pemberi taufik. Segala puji bagi
Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
(Oleh: Ikhwan Azka Mufid)
KISAH BAKTI ULAMA SALAF
Iyas bin Mu'awiyah v
Ketika ibunda Iyas meninggal dunia
ia menangis. Seseorang bertanya: "Mengapa engkau menangis?" Ia
menjawab: "Sebelumnya aku mempunyai dua pintu yang terbuka untuk menuju
surga, namun sekarang salah satunya telah tertutup."
Manshur bin al-Mu'tamar v
Muhammad bin Bisyr as-Sulami v pernah berkata: "Tidak ada seorang pun di kota Kufah yang lebih
berbakti kepada ibunya dari pada Manshur bin al-Mu'tamar dan Abu Hanifah,
dahulu Manshur biasa membelai rambut ibunya dan mengepangnya."
Haywah bin Syuraih v
Pernah pada suatu ketika beliau
duduk di halaqoh ta'lim untuk mengajar para hadirin, ketika ia sedang
dalam keadaan seperti itu bundanya datang dan berkata: "Bangkitlah, ya
Haywah, beri makan ayam kita dengan gandum ini." Lalu beliau berdiri dan
meninggalkan ta'lim tersebut. Semoga Allah merahmati mereka.
[Diambil dari
kitab Birr al-Walidain Adab wa Ahkam, karya Khalid al-Kharraz,
dan kitab Ma'alim fi Thariq Thalab al-'Ilmi, karya Abdul Aziz bin
Muhammad as-Sadhan]
DI SANA ADA SURGA
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ
جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ
جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ:
فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا.
Dari Mu'wiyah
bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi n lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku
ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu.
Beliau berkata: "Apakah engkau masih mempunyai ibu?" Ia menjawab: Ya,
masih. Beliau bersabda: "Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena
sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya."
Syaikh
al-Albani v berkata:
Sanadnya Hasan insyaAllah. [Lihat: as-Silsilah adh-Dha'ifah wa
al-Maudhu'ah, pada penjelasan hadits no. 593]
0 komentar:
Posting Komentar