UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , » Berbakti Kepada Ayah dan Bunda

Berbakti Kepada Ayah dan Bunda

Written By Unknown on Selasa, 22 Januari 2013 | 00.21




BERBAKTI KEPADA AYAH & BUNDA

Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah istilah yang sudah sangat akrab di telinga kita. Namun kaum muslimin, terutama para pemudanya, masih kurang menaruh perhatian dengannya. Sehingga tak jarang kita mendengar berita-berita tentang kedurhakaan seorang anak terhadap orang tuanya, seperti tidak mau taat kepada mereka, berkata kasar dan menyakitkan, bahkan sampai tindak penganiayaan. Padahal dengan tegas Allah telah memerintahkan anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Allah ta’ala berfirman:

Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. (QS.an-Nisa`: 36)
Syaikh Abdurrahman bin Nasir as-Sa’di v berkata: Maksudnya berbuat baik terhadap mereka dengan perkataan yang mulia dan tutur kata yang lembut serta perbuatan yang baik, dengan menaati perintah keduanya dan memberi nafkah kepada keduanya. (Taisir al-Karim ar-Rohman, hal. 178)
Tak seorangpun di antara kita yang mengingkari keutamaan orang tua terhadap anak-anaknya, karena mereka berdualah sebab seorang anak ada di dunia ini. Kedua orang tua telah merawat kita sejak kecil dengan kasih sayangnya tanpa menghiraukan rasa lelah dan letih. Maka pantaslah bagi mereka untuk mendapatkan bakti mulia dari kita.
Seorang ibu yang telah mengandung sampai melahirkan, nyawa menjadi taruhannya. Seorang ayah rela bekerja siang malam membanting tulang demi untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Lantas, apakah pantas seorang anak membalas semua itu dengan kedurhakaan?!

TIGA JANJI ALLAH
Berbakti kepada orang tua adalah amal yang sangat mulia, bahkan merupakan hak kedua setelah hak Allah dan rasul-Nya. Sehingga di dalam al-Quran Allah menyebutnya setelah menyebutkan hak-Nya. Banyak sekali dalil dari al-Quran maupun as-Sunnah yang menjelaskan kepada kita akan wajibnya berbakti kepada orang tua.
Allah ta’ala berfirman:

                                                                                                  ﭿ                                                       الأحقاف: ١٥ - 
١٦

Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun di berdoa, “ Ya Tuhan-ku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhoi, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh aku termasuk orang  muslim. Mereka itulah oranag-orang yang kami terima amal baikannya yang telah mereka kerjakan, dan orang-orang yang kami maafkan kesalahan-kesalahannya, mereka akan menjadi penghuni-penghuunin surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (QS. al-Ahqof: 15-16)
Dalam ayat tersebut Allah ta’ala mewasiatkan manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya dengan menyambung kebaikan terhadap keduanya, menaati keduanya dalam hal yang baik, dan tidak boleh menyakiti keduanya. Allah mengkhususkan seorang ibu dengan menambah penekanan, karena atas apa yang dihadapinya yang berupa kepayahan dan kesulitan saat mengandung, melahirkan serta menyusui. Dan dalam ayat tersebut Allah menjanjikan tiga keutamaan bagi seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya:

1)      Diterimanya amal-amal kebaikannya serta diberi balasan yang baik atas apa yang ia perbuat.
2)      Diampuni keburukan-keburukannya.
3)      Masuk surga Allah yang sangat berharga. (Birrul Walidain Adab wa ahkam, Kholid al-Khorroz, hal. 14)

MENJAUHI UCAPAN ‘AH’
Karena begitu agungnya berbakti kepada orang tua, sampai-sampai Allah ta’ala melarang seorang anak untuk menyakiti orang tua meskipun hanya sebatas mengucapkan kata “ah”. Seorang anak hendaklah senantiasa bertutur kata yang santun kepada mereka dan selalu mendoakan kebaikan bagi mereka berdua, terlebih lagi ketika keduanya telah lanjut usia.  Allah ta’ala berfirman: 

                                                                                                   الإسراء: ٢٣ -

Dan Tuhan-mu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataaan yanga baik. Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah “ Wahai Tuhan-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. (QS. al-Isro`: 23-24)

LEBIH MULIA DARI PADA JIHAD
Berbakti kepada orang tua merupakan ibadah mulia, yang mana Rasulullah n mendahulukannya dari pada jihad di jalan Allah, sebagaimana dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud z, ia berkata:
Aku bertanya, “Wahai Rasullallah amalan apa yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: Sholat tepat pada waktunya. Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab: Berbakti kepada orang tua. Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab: Berjihad di jalan Allah. (HR. Bukhori & Muslim)
Hadits ini menunjukan akan pentingnya berbakti kepada orang tua yang telah dilalaikan oleh banyak manusia.

DURHAKA, DOSA BESAR
Setelah kita mengetahui kewajiban serta keagungan berbakti kepada orang tua, hendaknya kita senantiasa melaksanakan perintah ini sekuat tenaga, seraya mengharap keridhaan dari Allah ta’ala agar kita mendapatkan pahala yang besar serta terjauhkan dari dosa akibat durhaka, karena Rasulullah n bersabda:

 أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ -ثَلاَثًا-: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ أَوْ قَوْلُ الزُّوْرِ.

Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar -beliau mengulanginya sampai tiga kali-?: Menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, persaksian dusta atau perkataan dusta. (HR. Bukhori & Muslim)
Semoga Allah azza wa jalla memudahkan kita untuk selalu berbakti kepada orang tua. Hanya Allah semata Robb Pemberi taufik. Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

(Oleh: Ikhwan Azka Mufid)

KISAH BAKTI ULAMA SALAF

Iyas bin Mu'awiyah v
Ketika ibunda Iyas meninggal dunia ia menangis. Seseorang bertanya: "Mengapa engkau menangis?" Ia menjawab: "Sebelumnya aku mempunyai dua pintu yang terbuka untuk menuju surga, namun sekarang salah satunya telah tertutup."

Manshur bin al-Mu'tamar v
Muhammad bin Bisyr as-Sulami v pernah berkata: "Tidak ada seorang pun di kota Kufah yang lebih berbakti kepada ibunya dari pada Manshur bin al-Mu'tamar dan Abu Hanifah, dahulu Manshur biasa membelai rambut ibunya dan mengepangnya."

Haywah bin Syuraih v
Pernah pada suatu ketika beliau duduk di halaqoh ta'lim untuk mengajar para hadirin, ketika ia sedang dalam keadaan seperti itu bundanya datang dan berkata: "Bangkitlah, ya Haywah, beri makan ayam kita dengan gandum ini." Lalu beliau berdiri dan meninggalkan ta'lim tersebut. Semoga Allah merahmati mereka.


[Diambil dari kitab Birr al-Walidain Adab wa Ahkam, karya Khalid al-Kharraz, dan kitab Ma'alim fi Thariq Thalab al-'Ilmi, karya Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan]


DI SANA ADA SURGA 


عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا.


Dari Mu'wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi n lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: "Apakah engkau masih mempunyai ibu?" Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: "Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya."
Syaikh al-Albani v berkata: Sanadnya Hasan insyaAllah. [Lihat: as-Silsilah adh-Dha'ifah wa al-Maudhu'ah, pada penjelasan hadits no. 593]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS