UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » » MENGISTIMEWAKAN HARI JUMAT

MENGISTIMEWAKAN HARI JUMAT

Written By Unknown on Sabtu, 09 Februari 2013 | 15.30




MENGISTIMEWAKAN HARI JUMAT


Hari Jumat adalah hari yang sangat agung, mulia dan termasuk hari yang begitu istimewa di mata kaum muslimin. Maka sudah selayaknya kita memuliakan hari ini dengan beberapa tuntunan dan amalan yang telah disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya n.
Oleh karena itu, pada edisi kali ini, akan dibahas beberapa petunjuk ringkas yang dapat dijadikan pegangan oleh setiap muslim untuk menjadikan hari jumat begitu istimewa dan berarti baginya. Selamat mengkaji dan mengamalkan!


TUNTUNAN PRAKTIS HARI JUMAT


Pertama:  Mandi

Di antara tuntunan Nabi n sebelum pergi menuju masjid untuk pelaksanaan sholat jumat adalah membersihkan badan atau mandi. Rasulullah n bersabda:
الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ.
Mandi hari jumat wajib bagi setiap (muslim) yang telah baligh. (HR. Muslim, no. 844)

Kedua: Mengenakan pakaian terbagus dan memakai wewangian

Sesungguhnya Allah Maha indah lagi menyukai keindahan. Dia suka bila seorang hamba menampakkan nikmat yang berasal dari-Nya. Dan di antara sekian nikmat istimewa dari-Nya, pakaian bagus dan minyak wangi sebagai rizki dari Allah yang dapat digunakan untuk persiapan menuju sholat jumat.
Nabi n bersabda:
عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَيَلْبَسُ مِنْ صَالِحِ ثِيَابِهِ، وَإِنْ كَانَ لَهُ طِيْبٌ مَسَّ مِنْهُ.
Hendaklah setiap (muslim) yang telah baligh mandi pada hari jumat, mengenakan pakaian terbaiknya dan wewangian jika ia memiliki. (HR. Ahmad, no. 304)
Beliau n juga bersabda:

لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْـتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ اْلإِمَامُ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى.

Tidaklah seseorang mandi pada hari jumat dan bersungguh-sungguh membersihkan badannya, merapikan rambutnya dengan minyak, dan memakai wewangian yang ada di rumahnya, lalu ia keluar (menuju masjid) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk berdekatan), kemudian mengerjakan shalat sesuai kesanggupannya, lalu ia diam menyimak bila imam berkhutbah melainkan akan diampuni dosa-dosanya yang ada di antara jumat itu dengan jumat setelahnya. (HR. Bukhari, no. 843)

Ketiga: Menyegerakan pergi ke masjid

Semakin seseorang bersegera datang ke masjid, semakin ia akan mendapatkan balasan yang lebih agung. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah n berikut:
مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشاً أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً، فَإِذَا خَرَجَ اْلإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ.
Barang siapa mandi junub pada hari jumat lalu bersegera (menuju masjid), seolah-olah berkurban dengan seekor unta, barangsiapa datang pada saat kedua seolah-olah berkurban dengan seekor sapi, barangsiapa yang datang pada saat ketiga seolah-olah berkurban dengan domba jantan bertanduk, barangsiapa datang pada saat keempat seolah-olah berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa datang pada saat kelima seolah-olah berkurban dengan sebutir telur. Bila imam telah datang, para malaikat hadir untuk menyimak khutbah. (HR. Bukhari, no. 841, Muslim, no. 850)
Jadi, usahakan agar kita termasuk orang-orang yang datang pertama, sehingga dapat duduk di shof terdepan untuk mendapatkan keagungan pahala serta keutamaan shof yang berada terdekat dengan imam.

Keempat: Berjalan menuju masjid dengan tenang

Di antara adab menuju masjid untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah –di antaranya sholat jumat- adalah berjalan dengan tenang atau tidak tergesa-gesa. Pernyataan ini diambil dari sabda Nabi n:
إِذَا سَمِعْتُمُ اْلإِقَامَةَ فَامْشُوْا إِلَى الصَّلاَةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ.
Apabila kalian mendengar iqamat, maka berjalanlah menuju shalat dengan tenang dan perlahan-lahan. (HR. Abu Dawud, no. 343. Lihat: Shahih al-Jami’, no. 6066)

Kelima: Melaksanakan shalat tahiyyatul masjid

Ketika seseorang masuk masjid dalam rangka menghadiri sholat jumat, sebelum duduk, hendaklah ia mengerjakan sholat dua rokaat, meskipun imam sedang berkhutbah. Rasulullah n bersabda:
إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَتَجَوَّزْ فِيْهِمَا.
Jika seorang dari kalian datang pada hari jumat sementara imam sedang berkhutbah, hendaklah ia mengerjakan shalat dua rokaat dengan meringankan shalatnya itu. (HR. Bukhari, no. 1113, Muslim, no. 875)

Keenam: Meninggalkan jual beli sebelum adzan jumat

Diharamkan melakukan transaksi jual beli setelah adzan jumat dikumandangkan. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala berikut:

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat jumat, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. (QS. al-Jumu’ah: 9)

Ketujuh: Mendekati imam dan menyimak khutbah dengan seksama

Hendaklah berusaha untuk mendapatkan tempat duduk atau shof yang paling dekat dengan imam agar dapat mendengarkan khutbah dengan seksama. Nabi n bersabda:
اُحْضُرُوا الذِّكْرَ وَادْنُوْا مِنَ اْلإِمَامِ، فَإِنَّ الرَّجُلَ لاَ يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرَ فِي الْجَنَّةِ وَإِنْ دَخَلَهَا.
Hadirilah khutbah dan mendekatlah kepada imam, sebab tidaklah seseorang terus menjauh, hingga akhirnya ia akan diakhirkan (masuk) ke dalam surga sekiranya ia memasukinya. (HR. Abu Dawud, no. 1108, Ahmad, 7/11. Lihat: Shahih al-Jami’, no.200)

Kedelapan:  Memperbanyak sholawat

Di antara adab dan tuntunan hari jumat, disyariatkan bagi setiap muslim untuk memperbanyak sholawat kepada Nabi n. Demikianlah yang pernah Rasulullah n wariskan kepada para sahabatnya hingga sekarang ini. Di sela-sela menjelaskan keutamaan hari jumat Rasulullah n bersabda:
فَأَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ.
Maka perbanyaklah sholawat kepadaku pada hari itu, karena sholawat kalian akan disampaikan kepadaku.
Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, bagaimana sholawat kami akan disampaikan kepadamu, padahal engkau telah menjadi tanah?”
Rasulullah n menjawab:
إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى اْلأَرْضِ أَجْسَادَ اْلأَنْبِيَاءِ.
Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi (untuk memakan) jasad para nabi. (HR. Abu Dawud, no. 1047 &1531. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Kesembilan: Membaca surat al-Kahfi

Pada malam hari jumat atau siangnya, disunnahkan untuk membaca surat al-Kahfi, bukan surat lainnya. Inilah tuntunan Rasulullah n. Beliau bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ.
Barang siapa membaca surat al-kahfi pada siang hari jumat akan disinari cahaya selama dua jumat. (HR. al-Hakim, 2/399, al-Baihaqi, 2/249. Lihat Shahih al-Jami’, no. 6470)
Beliau n juga bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ.
Barang siapa yang membaca surat al-kahfi pada malam jumat akan disinari cahaya antara dirinya dengan baitul ‘atiq. (Lihat: Shohih at-targhib wa at-Tarhib, no. 736)

Kesepuluh : Memperbanyak doa

Hendaklah seseorang memperbanyak doa pada hari jumat dengan mencari-cari waktu mustajab untuk memanjatkan doa, istimewanya pada akhir siang hari jumat setelah ashar. Nabi n bersabda:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لاَ يُوْجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئاً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوْهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ.
 (Siang) hari jumat itu berjumlah dua belas jam, tidaklah didapati seorang hamba muslim pada jam-jam ini meminta sesuatu kepada Allah, melainkan Allah akan memberinya, carilah waktu tersebut pada saat-saat akhir setelah ashar. (Lihat: Shohih at-targhib wa at-Tarhib, no. 703)
Demikianlah ulasan ringkas yang bisa disampaikan seputar tuntunan pada hari jumat. Mudah-mudahan yang sedikit ini dapat menggugah kita untuk lebih menghormati dan mengagungkan hari ini dengan berbagai amalan yang telah disyari’atkan. Wallahu a’lam.
Referensi: al-Wajiz fi Fiqh as-Sunnati wa al-Kitab al-‘Aziz, DR. Abdul Azhim Badawi, Minhajul Muslim, Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, dll.
(Oleh: Abul Bassam)

AKIBAT MENINGGALKAN SHOLAT JUMAT

Rasulullah n bersabda:
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا بِهَا طَبَعَ الله عَلَى قَلْبِهِ.
Barang siapa meninggalkan jumat sebanyak tiga kali karena meremehkannya, Allah akan kunci mati hatinya. (Shohih at-targhib wa at-Tarhib, no. 727)
Beliau n bersabda:
مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثاً مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ فَهُوَ مُنَافِقٌ.
Barang siapa meninggalkan jumat tanpa udzur sebanyak tiga kali maka dia munafiq. (Shohih at-targhib wa at-Tarhib, no. 727)



0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS