UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , , , » ISTIQOMAH DALAM KETAATAN

ISTIQOMAH DALAM KETAATAN

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 08.10



Dari Abu ‘Amr, ada yang menyebutnya Abu ‘Amroh Sufyan bin Abdullah
radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, katakanlah
kepadaku dalam Islam suatu pernyataan yang tidak akan aku tanyakan kepada
seorang selain dirimu.“ Beliau menjawab, “katakanlah: Aku beriman
kepada Allah kemudian istiqomahlah!” (HR. Muslim: 38)

PENJELASAN HADITS

Sahabat yang mulia ini, yakni Sufyan bin Abdullah radhiyallahu 'anhu bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Islam yang hanif ini. Lalu
dijawablah oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan jawaban yang singkat
tapi padat berisi, yaitu:

“katakanlah: Aku beriman kepada Allah kemudian istiqomahlah!”

Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “aku telah beriman kepada Allah.”
Beriman di sini mencakup beriman dengan keberadaan Allah ta'ala, rububiyyah,
uluhiyyah-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang indah lagi mulia, beriman dengan
hukum-Nya, dan segala yang datang dari-Nya. Semua itu wajib kita imani. Apabila kita
sudah beriman dengan keimanan yang baik, maka hendaknya kita beristiqomah di atas
agama Allah subhanahu wa ta’ala, dan janganlah berbelok-belok ke kanan-kiri; dan
jangan pula mengurangi dan menambah syari’at agama Allah subhanahu wa ta’ala ini.

ISTIQOMAH HATI

Ketahuilah, di dalam jiwa kita terdapat satu organ yang apabila organ itu istiqomah,
maka istiqomahlah seluruh organ tubuh itu untuk taat kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Apakah itu? Itulah qolbu atau hati. Dia bagaikan rajanya, sedangkan organ-
organ tubuh yang lain bagaikan bala tentaranya. Jika raja itu istiqomah, maka
istiqomahlah tentara dan rakyatnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ingatlah! bahwa di dalam jasad itu terdapat sekerat daging, bila sekerat daging
itu baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan bila ia rusak maka rusak pula seluruh
jasadnya. Ingatlah, sekerat daging itu adalah hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

ISTIQOMAH LISAN

Setelah pembenahan hati, ada organ lain yang tidak kalah pentingnya yang harus kita
perhatikan, yaitu lidah, karena lidah ini merupakan cerminan apa yang terkandung
dalam hati seseorang. Kadang-kadang keluar dari lidah tersebut suatu ungkapan yang
dapat membinasakan orangnya, baik di dunia maupun di akhirat. Dan di antara hal
yang paling banyak menyebabkan seseorang masuk neraka adalah lidah.

Di dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah banyak sekali nash-nash dalil yang
menganjurkan kita untuk senantiasa menjaga lidah, di antaranya ialah firman Allah
subhanahu wa ta’ala berikut:

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qaaf: 18)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
dimintai pertanggungan jawabnya”. (QS. al-Isra’: 36)

Di dalam sebuah haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamin
surga bagi seorang muslim yang bisa menjaga lisan dan kehormatannya. Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang bisa menjaga apa yang ada di antara kedua rahangnya (yakni
lidah), dan apa yang ada di antara kedua kakinya (yakni kemaluan), niscaya aku jamin
baginya surga”. (HR. al-Bukhari)

MAKNA ISTIQOMAH

Para ulama memiliki ungkapan yang berbeda-beda dalam menjelaskan definisi
istiqomah. Namun kesemuanya saling melengkapi satu sama lain. Berikut ini di antara
penjelasan mereka.

Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma dan Qotadah rahimahullah berkata,
“Istiqomah adalah konsekuen dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban, (seperti:
shalat lima waktu, puasa bulan Romadhon, berbakti kepada orang tua, dll).”

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ulama menjelaskan bahwa makna
istiqomah adalah sikap yang selalu langgeng dalam ketaatan kepada Allah.”

Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata, “Istiqomah merupakan suatu kiasan
dari ‘tamassuk’ (berpegang teguh) dengan perintah Allah, baik berupa melaksanakan
perintah maupun menjauhi larangan.” Hal ini mencakup juga mengerjakan segala
ketaatan, baik yang zhohir maupun yang batin; dan meninggalkan segala larangan, baik yang zhohir maupun yang batin.

MANFAAT ISTIQOMAH

Istiqomah merupakan suatu jalan kesuksesan di dunia sebelum kesuksesan di
akhirat. Bukankah kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar senantiasa
bisa istiqomah dan ditunjukkan jalan yang lurus minimal tujuh belas kali dalam sehari
semalam? Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita untuk senantiasa
istiqomah.

Berikut ini beberapa manfaat istiqomah:

1. Malaikat akan turun kepada orang yang istiqomah ketika hendak wafatnya.
2. Akan masuk surga dan tergolong dari para penghuninya.
3. Istiqomah merupakan salah satu sebab dilapangkannya rezeki seseorang di dunia.
4. Istiqomah adalah salah satu dari kesempurnaan iman seseorang.
5. Orang yang selalu istiqomah akan dipercayai oleh manusia dan mereka senang
bermuamalah dengannya.
6. Istiqomah adalah karomah yang paling agung.
Demikianlah yang bisa kami disajikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

| Oleh : Sofyan Tsauri |

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS