UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , , » SEBELUM KAMU BERMAKSIAT

SEBELUM KAMU BERMAKSIAT

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 07.17




Sesungguhnya maksiat adalah luka bagi hati, kegelapan bagi jiwa, kelemahan bagi raga, jalan menuju nestapa, serta penggiring kepada neraka. Sungguh kemaksiatan itu walaupun menyenangkan pada awalnya namun kesengsaraan telah menantinya. Apabila orang yang senantiasa melakukannya mengetahui akibat
buruk dari dosa dan maksiat, niscaya dia akan berhenti dari melakukannya dan akan istiqomah (teguh) dalam ketaatan dan kebaikan. Akan tetapi mata kemaksiatan itu adalah buta!
Seorang penyair berkata:

Terkadang mata mengingkari cahaya matahari lantaran buta
Dan mulut mengingkari segarnya air lantaran sakit menderita

SEJARAH TELAH MENASIHATI KITA
Apakah gerangan yang telah membinasakan umat-umat terdahulu dan
kejayaannya, selain daripada dosa-dosa dan kemaksiatan?
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, di antara mereka
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, di antara mereka ada yang
ditimpa suara keras yang mengguntur, di antara mereka ada yang Kami benamkan ke
dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan”. (QS. al-‘Ankabut:
40)

Apa yang telah mengeluarkan kedua orang tua kita (Adam dan Hawa) dari surga
tempat yang penuh kelezatan, kenikmatan, kegembiraan dan kebahagiaan kepada
tempat yang dihiasi rasa sakit, kesedihan dan kesengsaraan?
Apa yang telah mengeluarkan iblis dari kerajaan langit, mengusirnya,
melaknatnya, membencinya, dan menjadikannya pemimpin bagi setiap orang yang
durhaka, sesat lagi ingkar? Apa yang telah menenggelamkan seluruh penduduk
bumi pada zaman nabi Nuh ‘alaihis salam, sehingga permukaan air lebih tinggi dari
puncak gunung? Apa yang telah menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di
laut, kemudian melemparkan arwah mereka ke neraka, sehingga jasad-jasadnya
ditenggelamkan dan arwah-arwahnya dibakar?
Apa yang telah menjadikan keadaan kita berbalik, sehinga orang-orang Yahudi
merampas negeri-negeri, tempat-tempat suci dan harta-harta kita? menyembelih,
membunuh dan menyiksa kita, sehingga kita menjadi umat yang yang terhina setelah
dahulunya kita adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan bagi manusia?

Bukankah hal itu tidak lain lantaran dosa-dosa dan kemaksiatan? Bukankah itu
disebabkan kita terlalu condong kepada dunia dan meninggalkan jihad di jalan Allah
ta’ala? Bukankah semua itu disebabkan oleh kita yang selalu menuruti hawa nafsu dan
mencari-cari kenikmatan yang haram lagi semu?

SEBELUM BERMAKSIAT
Wahai saudaraku tercinta, sebelum kamu berbuat maksiat, ingatlah
bahwasanya Allah melihatmu dan Dia Maha Mengetahui apa yang kamu sembunyikan
dan apa yang kamu tampakkan. Firman-Nya:

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.
Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan
tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak,
melainkan Dia bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”. (QS. al-Mujadilah: 7)
Sebelum kamu bermaksiat, ingatlah bahwasanya Malaikat mencatat semua
perkataan dan perbuatanmu di dalam lembaran-lembaran amalmu, dia tidak akan
meninggalkan sedikitpun dari amalanmu meski sekecil dzarrah ataupun lebih kecil lagi
dari itu. Allah ta’ala berfirman:

“Tiada suatu lafazhpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat
Pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18)

“Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.
al-Jatsiyah: 29). “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. az-Zalzalah: 7-8)

Sebelum bermaksiat, ingatlah hari dimana orang-orang durjana berkata:

“Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak
(pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Dan mereka dapati apa yang
telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun".
(QS. al-Kahfi: 49)
Sebelum kamu bermaksiat, ingatlah hari dimana orang-orang kafir berkata:

“Aduhai, alangkah baiknya sekiranya dahulu aku adalah tanah". (QS. an-Naba: 40)
Sebelum kamu bermaksiat, ingatlah hari tatkala matahari didekatkan berjarak
hanya satu mil dari kepala dan manusia bergelimang dengan keringat. “Lalu mereka
berada dalam keringat sesuai amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang
berkeringat hingga tumitnya, ada yang berkeringat hingga lututnya, ada yang
berkeringat hingga pinggang dan ada yang benar-benar tenggelam oleh keringat.”
(HR. Muslim)

Sebelum kamu bermaksiat, ingatlah hari tatkala manusia dikumpulkan
pada hari kiamat tanpa beralas kaki, tanpa ada sehelai benang yang melapisi dan
tanpa dikhitani. Rasulullah n bersabda: “Manusia dikumpulkan pada hari kiamat
dalam keadaan tak beralas kaki, tanpa ada sehelai benang yang melapisi dan tanpa
dikhitani”. Aisyah berkata: Ya Rasulullah, wanita dan laki-laki semuanya akan saling
melihat satu sama lain. Beliau menjawab: “Wahai Aisyah, perkara hari itu lebih
dahsyat dari sekedar melihat satu sama lain.” (Muttafaq ‘alaihi)
Sebelum bermaksiat, ingatlah saat kematian, saat ruh berpisah dengan jasad,
saat dimana kamu menyesali dirimu sedangkan pada saat itu tidak bermanfaat
penyesalan dan permohonan ampunmu. Firman-Nya:

“Jika mereka bersabar (menderita adzab) maka nerakalah tempat diam mereka dan
jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-
orang yang diterima alasannya.” (QS. Fushshilat: 24)

Sebelum kamu bermaksiat, ingatlah malakul maut yang mengurusi pencabutan
ruhmu, dia mencabutnya dengan begitu keras, sehingga seluruh anggota tubuhmu
terasa tercabik-cabik lantaran kerasnya.

Ketika itu kamu ingin bertasbih walau hanya satu kali namun mulut tak mampu
menuruti, atau ingin bertakbir walau satu kali namun lidah tidak berdaya, atau ingin
bertahlil saja namun juga tidak kuasa, atau ingin shalat walau hanya dua rakaat namun
tubuh tidaklah kuat, atau bersedekah walau hanya satu rupiah namun diri teramat
payah, atau membaca al-Qur`an meski satu ayat namun lisan tak mau terangkat.
Sungguh lisan telah membisu, mata telah terbelalak, tangan dan kaki telah kaku dan
akalpun hilang lantaran dahsyatnya apa yang dia lihat pada hari itu.
Sebelum kamu bermaksiat, ingatlah akan kubur dan azabnya, kesempitan dan
kegelapannya, cacing-cacing dan hewan-hewannya, kuburan itu bisa menjadi taman
dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka.
Rasulullah n bersabda:

"Sekiranya kalian tidak akan saling menguburkan, niscaya sudah aku mohonkan
kepada Allah untuk memperdengarkan adzab kubur kepada kalian." (HR. Muslim)
Di antara akibat yang paling besar dari kemaksiatan adalah bahwasanya
kemaksiatan menjadikan terputusnya hubungan antara hamba dan Rabb-nya,
dan apabila hal ini terjadi maka terputuslah darinya sebab-sebab kebaikan dan
tersambunglah dengan sebab-sebab kejelekan.

Kita berdoa kepada Allah tabaraka wa ta’ala semoga Dia menjadikan kita
termasuk hambanya yang taat yang tidak ada ketakutan baginya dan tidak pula dia
bersedih hati.

(Diringkas dan diterjemahkan dari buku Tadzakkar Qobla an Ta’shiya)

[Oleh: Bambang Prasetyo]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS