Pada edisi kali ini, Redaksi mengetengahkan sebuah pembahasan tentang syarat-
syarat terkabulnya doa. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
SYARAT-SYARAT TERKABULNYA DOA
Supaya doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ada
beberapa syarat yang harus diperhatikan. Di antara syarat-syarat tersebut adalah:
1. Harus ikhlas dan yakin bahwa hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang
bisa mengabulkan permohonan, dan meyakini bahwa tidak ada yang bisa
memberi manfaat dan mencegah kemudharatan kecuali Allah ta’ala semata.
Allah ta’ala berfirman:
“Siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi, apakah disamping Allah ada tuhan-tuhan (yang
lain yang berbuat seperti itu?). Amat sedikitlah kamu mengingat-Nya.” (QS. An-Naml:
62)
2. Doa tersebut ditujukan hanya kepada Allah ‘azza wa jalla semata, tidak
dipalingkan kepada selain Allah, karena hal tersebut merupakan kesyirikan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu
menyembah (berdoa) kepada seorangpun di dalamnya di samping Allah.” (QS. al-Jin:
18)
Dan sebagaimana pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada lbnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam hadits yang panjang: “Jika kamu memohon maka
mohonlah kepada Allah dan jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada
Allah.” (HR. at-Tirmidzi. Hadits ini shahih)
3. Bertawassul kepada Allah ‘azza wa jalla dengan tawassul yang
diperbolehkan.
Berikut ini tiga macam tawassul yang diperbolehkan:
Bertawassul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang mulia
Hal ini sebagaimana diperintahkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya:
“Hanya milik Allah al-asma’ al-Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut al-asma’ al-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang
dari kebenaran dalam (menyebut) nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-A’raf: 180)
Contoh bertawassul dengan asmaul husna: “Ya Hayyu (Yang Maha hidup), Ya
Qayyum (Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya), dengan rahmat-Mu aku mohon
pertolongan, perbaikilah semua urusanku, janganlah Engkau memasrahkanku kepada
diriku sendiri sekejap matapun.” (HR. al-Hakim)
Bertawassul dengan amal shalih
Berkaitan dengan hal ini Allah ta’ala telah menjelaskan di dalam Firman-Nya:
“Orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Kami telah beriman, maka
ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka.”
(QS. Ali Imran: 16)
Bertawassul dengan doa orang shalih yang hadir dan masih hidup
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat oleh Anas
radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya seorang arab badui mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sedang berkhutbah Jum’at. Ia mengadukan
kekeringan yang terjadi, dan minta untuk didoakan agar turun hujan. Lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendoakannya. Beliau belum turun dari mimbar
melainkan air hujan telah mengalir di jenggotnya. (HR. al-Bukhari)
4. Berdoa dalam kebaikan, bukan untuk dosa atau memutuskan silaturahmi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Doa seorang hamba akan
dikabulkan selama tidak berdoa untuk dosa dan memutuskan kerabat.” (HR. al-Bukhari
dalam al-Adab al-Mufrad)
5. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala bahwa Dia akan mengabulkan doa
kita, kalaupun tidak dikabulkan itu karena hikmah yang Allah ta’ala lebih
mengetahuinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Berdoalah kepada Allah dengan meyakini bahwa Allah akan
mengabulkannya”. (HR. at-Tirmidzi)
6. Menghadirkan hati dalam berdoa serta berusaha memahami makna dari doa
yang dipanjatkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Ketahuilah sesungguhnya Allah
tidak akan menerima doa dari hati yang lalai.” (HR. al-Hakim dan ath-Thabrani)
7. Memperbaiki makanan dan minuman dengan berusaha mengonsumsi yang
halal.
Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya menerima ibadah dari orang-
orang yang bertakwa." (QS. al-Maidah: 27).
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, tidak menerima sesuatu
kecuali yang baik.” (HR. Muslim)
Di dalam hadits yang sama, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
seseorang yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut dan penuh debu, dia
menengadahkan tangannya ke langit sambil berdoa: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan”,
sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram
dan perutnya dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin
permohonannya dikabulkan?! (HR. Muslim)
8. Sebaiknya berdoa dengan doa-doa yang ada dalam al-Qur’an dan as-Sunnah
Berkaitan dengan hal ini, begitu banyak contoh doa yang ada di dalam
al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagai contoh doa dari al-
Qur’an, silahkan baca surat al-Baqarah: 201 & 286, al-Furqan: 65 & 74,
al-Hasyr: 10, Ali Imran: 8 & 38, ash-Shoffat: 10, al-Anbiya’: 87 & 89, Nuh: 28,
at-Tahrim: 11, dan yang lainnya masih banyak lagi.
9. Menghindari i’tida’ (melampaui batas) dalam berdoa
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (baik pada
cara meminta dan apa yang diminta).” (QS. al A’raf: 55)
Demikianlah yang bisa disampaikan. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita
untuk senantiasa memohon kepada-Nya dengan permohonan yang baik, dan semoga
Allah mengabulkan permohonan kita. Amin ya Rabbal ‘alamin.
| Oleh : Muhammad Husain Ismail |
0 komentar:
Posting Komentar