UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , , , , » MENJALIN KASIH SAYANG SECARA ISLAMI

MENJALIN KASIH SAYANG SECARA ISLAMI

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 08.55




Bulan Februari merupakan bulan yang identik dengan simbol-simbol yang dianggap sebagai
lambang cinta dan kasih sayang, yaitu tepatnya pada tanggal 14 Februari. Namun pada kenyataannya
yang banyak kita dapati bukanlah kasih sayang yang menyelamatkan, akan tetapi yang kita dapati
adalah semakin meratanya kemungkaran yang membinasakan umat. Karena pada hari itu pergaulan
bebas di kalangan para pemuda dan pemudi semakin tidak terkontrol. Banyak pula yang meninggalkan
kewajiban hanya karena merayakan hari valentine. Pandangan haram, sentuhan haram bahkan zina
pun harus diterjang dengan mengatasnamakan cinta dan kasih sayang. Anehnya, tidak sedikit para
pemuda dan pemudi muslim yang ikut-ikutan meramaikan dan memeriahkan hari tersebut, bahkan
banyak pula orang tua yang mendukung anak-anaknya berbuat maksiat.
Memang cinta dan kasih sayang adalah fitrah bagi manusia. Mengasihi dan disayangi
merupakan tabiat dasar dalam kehidupannya. Sebagai agama yang diridhai oleh Allah, Islam tidak
mungkin melarangnya, sebagaimana juga tidak mungkin membiarkannya terumbar bebas tanpa
kendali. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa kiat agar kita bisa
menjalin cinta dan kasih sayang yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak menyelisihinya. Kiat-kiat
tersebut adalah:
1. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintainya karena Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila salah seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia mendatangi rumahnya dan
mengabarinya bahwa ia mencintainya karena Allah.” (HR. Ibnu al-Mubarak dalam kitab az-Zuhdu
dengan sanad shahih)
Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintainya karena Allah harus
dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan dengan cara yang tidak menyelisihi syariat Islam. Sehingga
kita tidak terjerumus pada kemaksiatan yang mengatasnamakan cinta.
2. Saling menyebarkan salam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman,
dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan tentang sesuatu
yang apabila kalian melakukannya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR.
Muslim, no 54)
Hadits tersebut menjelaskan tiga perkara yang saling berkaitan, yaitu: bahwasanya masuk
surga tergantung iman, kesempurnaan iman tergantung pada saling kasih mengasihi, dan saling
mengasihi tergantung pada penyebaran salam.
3. Saling mengunjungi
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai Abu Hurairah, berkunjunglah dengan baik (tidak terlalu sering dan tidak terlalu jarang),
niscaya akan bertambah rasa kasih sayang.” (HR. ath-Thabrani dan al-Baihaqi dengan sanad yang
shahih)
Saling mengunjungi di antara saudara, teman, tetangga, dan sanak famili merupakan
sarana untuk menjalin kasih sayang. Yang perlu diperhatikan adalah hendaknya dalam berkunjung
mengetahui waktu dan kondisi, serta berusaha menjaga adab-adab bertamu sehingga tidak
mengganggu ataupun menimbulkan kebencian tuan rumah.
4. Saling memberikan hadiah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya
kalian akan saling mencintai.” (HR. al-Bukhari dalam kitab Adab al-Mufrad dan al-Baihaqi dengan
sanad hasan)

Dari hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa saling memberi hadiah dapat menumbuhkan
rasa kasih sayang, dan kenyataannya pun demikian. Hadiah tidaklah harus mahal, akan tetapi
yang hendaknya diperhatikan adalah memberinya harus dengan tulus ikhlas dan dengan cara yang
benar. Waktu memberinya pun tidak boleh dikhususkan pada saat perayaan hari valentine, tahun
baru, ataupun yang lainnya. Yang perlu diperhatikan juga adalah bahwa pemberian tersebut tidak
mengandung dosa dan maksiat, seperti suap, barang haram, makanan haram, ataupun selainnya.
5. Meninggalkan perbuatan ghibah (menggunjing)
Ghibah ialah kerusakan yang sangat berbahaya dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh
lisan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang ghibah dengan sabdanya: “Apakah kalian
mengetahui apa ghibah itu?” Para sahabat berkata: ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Beliau berkata: “Yakni engkau membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang ia benci”. Para sahabat
berkata: “Bagaimana pendapatmu jika seandainya yang aku bicarakan itu memang ada pada dirinya”.
Maka beliau berkata: “Jika engkau berkata tentang apa yang ada pada saudaramu maka sungguh
engkau telah mengghibahnya, namun jika yang engkau bicarakan itu tidak ada pada dirinya maka
sungguh engkau telah berdusta atas dirinya.” (HR. Muslim, no. 2589)
Dalam menjalin dan mempererat kasih sayang hendaknya meninggalkan perbuatan
mengghibah saudaranya dan bahkan menjauhi majelis-majelis ghibah, karena ghibah dapat
menimbulkan persengketaan dan pertikaian di antara saudara, tetangga atau sesama manusia
yang lainnya. Sungguh sangat jelek perbuatan ghibah sehingga Allah subhanahu wa ta'ala
memperumpamakan orang yang ghibah (menggunjing orang lain) laksana memakan daging
saudaranya yang sudah mati.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
(QS. al-Hujurat (49): 12)
6. Meninggalkan dosa dan kemaksiatan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali
salah satu dari keduanya telah melakukan dosa.” (HR. al-Bukhari dalam kitabnya al-Adab al-Mufrad,
hadits ini adalah hasan)
Apabila seorang muslim memperhatikan hadits tersebut maka ia akan berusaha untuk
menjauhi dan menghindari perbuatan dosa, baik dosa-dosa besar maupun kecil. Seorang muslim yang
baik akan menjauhi kesyirikan, durhaka kepada orang tua, zina dan perkara-perkara yang dapat
mengantarkan kepada zina seperti pacaran, berdua-duaan, bercampur-baur antara laki-laki dan
perumpuan, dan menjauhi hal-hal lain yang termasuk dosa dan kemaksiatan.
Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian baik di dunia
maupun di akhirat kelak, sehingga kita dapat meraih kasih sayang dengan cara yang sesuai dengan
syariat Islam. Dan semoga kita semua dimudahkan untuk menghindari kemaksiatan-kemaksiatan yang
ada, khususnya pada hari yang dikenal dengan valentine's day. Aamiin
[Abu Hisyam Liadi]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS