UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , » MENGENAL SEKILAS TENTANG AGAMA SYI’AH (bagian 1)

MENGENAL SEKILAS TENTANG AGAMA SYI’AH (bagian 1)

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 08.57




Semakin jauh agama Islam dari wafatnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka seiring waktu semakin marak pula kelompok-kelompok sempalan atau sesat dan menyesatkan umat. Ada yang mengatasnamakan ahlus sunnah wal jamaah sebatas ucapan, adapula yang menyangka lebih benar jalannya dari orang Islam , sedangkan yang lainnya sesat dan neraka tempat kembalinya.

Negara Indonesia yang menganut ideologi kebebasan beragama merupakan negara yang mempunyai angka pertumbuhan subur kelompok-kelompok sesat. Diantara kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok Syi’ah atau agama Syi’ah. Sepak terjang kelompok ini di Indonesia telah ada sejak tahun 1990-an. Banyak kaum muslimin tidak mengenal sepak terjang dan kesesatan kelompok yang satu ini dikarenakan kehidupannya selalu beraroma dunia dan keindahannya. Sehingga mudah sekali diantara mereka terperangkap dalam ranjau dan jebakan.

Tidaklah sedikit tulisan yang membahas tentang kesesatan agama ini dengan banyaknya akidah dan praktek agama yang di luar akal sehat dan bersebrangan dengan agama Islam yang benar. Para ulama telah mewanti-wanti akan bahaya kelompok ini baik dengan lisan atau tulisan yang tak terhitung jumlahnya dari zaman ke zaman. Tinta sejarahpun telah berbicara tentang kebengisan mereka terhadap kaum muslimin. 

Apa yang mereka bawa? Apa pula kata ulama salaf dan sekarang terhadap mereka? Sedikit kami ulas secara ringkas hal diatas dengan memohon pertolongan dari yang Maha pemberi Pertolongan kepada hamba-Nya demi membela agama Islam. Semoga Allah selalu menolong agama-Nya dan orang-orang yang menolong agama-Nya. Selamat membaca.

Definisi Syi’ah

Syi’ah secara etimologi adalah pengikut atau penolong. Adapun secara terminologi, sebagaimana yang didefisikan oleh ulama Syi’ah sendiri, yaitu para pengikut Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu) atas dasar loyalitas dan keyakinan akan adanya keimaman setelah wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam tanpa adanya perbedaan, meniadakan keimaman (imamah) yang telah Rasulullah tetapkan dalam khilafah setelahnya, dan menjadikan hal tersebut sebagai keyakinan terhadap pengikutnya dengan tidak mengikuti salah satupun dari khilafah setelah Rasulullah. (Mas’alah at-Taqriib baina Ahli as-Sunnah wa as-Syi’ah, hal. 119-120)

Adapun Al-Qumiy -semoga Allah melaknatnya- salah seorang dari ulama Syi’ah berkata tentang arti Syi’ah: ”Mereka pengikut Ali bin Abi Thalib.” Dalam kesempatan lain ia berkata: “Syi’ah adalah kelompok Ali bin Abi Thalib yang dinamakan Syi’ah Ali bin Abi Thalib pada zaman Nabi Muhammad shalallahu ‘alahi wasallam dan setelahnya yang dikenal dengan kekhusususan terhadapnya dan perkataan tentang keimamannya. (Ushul Mazhab Syi’ah Al-Imamiyah Al-Itsna Al-‘Asyara, hal. 41)

Sejarah Lahirnya Syi’ah Beserta Kelompoknya

Sesunggunhnya Syi’ah baik pemikiran dan akidahnya tidaklah lahir secara tiba-tiba, akan tetapi tumbuh berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Terbitnya akidah Syi’ah dan akarnya timbul melalui tangan kelompok Saba’iyyah sebagaimana hal ini diakui dalam buku-buku Syi’ah, mereka berkata: “Bahwasanya Ibnu Saba’ adalah orang yang pertama kali yang mempoluperkan perkataan keimaman Ali bin Abi Thalib dan akidah ini merupakan pondasi agama Syi’ah.” Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwasanya Ibnu Saba’ adalah orang yang pertama kali melakukan pencelaan terhadap Abu Bakar, Umar dan Utsman radiyallahu’anhum. (Mas’alah at-Taqriib, hal. 140 ) 

Abdullah Bin Saba’ ini adalah pentolan Yahudi yang menampakkan diri sebagai orang Islam. Lalu ia membuat makar terhadap agama Islam, namun ia tidak mendapati sesorangpun yang mau membantunya. Sebenarnya dia datang dari Yaman, kemudian pindah ke Kufah, namun dia juga tidak mendapatkan seseorang yang menolongnnya, sehingga pindahlah ia ke Mesir dan disana dia mendapatkan penolong. Kemudian ia pergi ke markaz Khilafah Islamiyyah dan menyebarkan fitnah dan mengusung pemikiran-pemikirannya yang terambil dari agama Yahudi dan menyebarluaskan kepada manusia beberapa perkara yang terambil dari agama Yahudi. Dia juga berdalih dalam Taurat bahwasanya setiap Nabi mempunyai wasiat, dan sesungguhnya wasiat Nabi Muhammad shallahu ‘alahi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib. Dia juga berdalih bahwasanya Ali bin Abi Thalib lebih berhak mendapatkan khilafah. Kemudian dia juga membawakan akidah Raj’ah, Ghibah, dan bisikan-bisikan lainnya, perkara-perkara bid’ah dan menyebarluaskannya, lalu manusia pun mengikutinya, sehingga lahirlah Akidah Syi’ah, setelah mazhab kufur ini lama tersembunyi dan mereka menamakan dengan Saba’iyyah. Kemudian mereka mengangkat Ali bin Abi Thalib ke tingkat ketuhanan dan hal ini tertulis dlam buku-buku Syi’ah (Aqa’id asy-Syi’ah, hal. 20).

Syahirstaniy (ulama Syi’ah) menjadikan pokok agama Syi’ah menjadi lima kelompok: Kisaniyyah, Zaidiyyah Imamiyyah, Ghulaat, dan Isma’iliyyah. Adapun as-Asy’ary, kelompok ini kembali dari tiga pokok dasar: “Ghulat terbagi menjadi 15 kelompok, Rofidhah terbagi menjadi 14 kelompok, Zaidiyyah terbagi menjadi enam kelompok. (Mas’alah at-Taqriib, hal. 145)

Di antara Pokok-Pokok Kesesatan Agama Syi’ah

1. Taqiyyah (Halalnya Berdusta)

Ini merupakan salah satu senjata ampuh mereka dalam menyembunyikan kesesatan. Yang artinya menyembunyikan kebenaran, menutupi keyakinan, merahasiakan dari orang- orang yang menyelisinya dan meninggalkan dari membantu kaum muslimin yang akan menyebabkan bahaya baik di dunia mapun di akhirat. (Mas’alah at-Taqriib, hal. 330) 

Di riwayatkan dari Kulainiy (ulama Syi’ah) dari Abi Abdillah berkata: “Jagalah agama-agama kalian dan sembuyikanlah dengan taqiyyah, sesungguhnya tidak beriman barangsiapa yang tidak bertaqiyyah.” (Aqa’id asy-Syi’ah, hal. 35)

Diriwayatkan dari Ja’far ash-Shodiq bahwasanya ia berkata: “Sembilan sepersepuluh bagaian dari agama adalah taqiyyah, tidak beragama orang yang tidak bertaqiyyah.” (al-Kafy 2/172)

Taqiyyah merupakan pokok-pokok ajaran agama Syi’ah, karena agama mereka dibangun atas dasar penyembuyian dan menutupi sesorang dari akidah, mazhab dan jalan hidupnya dan tidak menujukkannya ke yang lainnya. Bahkan perkataan menyelisihi pebuatan, kemudian yang terjadi berbeda dengan kenyataan, dan mazhabnya pun menyelisihi perjalanan hidupnya. Demikianlah orang-orang Syi’ah memperdayakan orang lain dan melakukan kecurangan terhadap mereka juga. (Aqa’id asy-Syi’ah, hal. 35) 

Bahkan mereka membuat hadits palsu yang mengatasnamakan Nabi Muhammad shallahu ‘alahi wasallam. Hadits tersebut berbunyi: “Orang yang meninggalkan taqiyyah seperti orang yang meninggalkan sholat.” (Ushul Mazhab asy-Syi’ah, hal. 807 )

Dari poin pertama ini saja mereka sudah mengahalalkan apa yang Allah ta’ala haramakan, maka sudah tidak pantas lagi Syi’ah menasabkan agamanya ke dalam agama Islam.

2. Akidah Bada’

Akidah bada’ merupakan salah satu pokok agama Syi’ah. Definisinya secara bahasa “tampak setelah tersembunyi” atau dengan kata lain “tumbuhnya pemikiran yang baru.” Akidah bada’ ini di peruntukkan kepada Allah ta’ala. Mereka menyifati Allah dengan kebodohan, karena mereka berkeyakinan melakukan sesuatu atau berkata sesuatu kemudian timbul dari-Nya yang berlawanan. Hal yang berlawanan tersebut dikembalikan kepada Allah. (Aqa’id asy-Syi’ah, hal. 55)

Sampai-sampai dari mereka mengatakan dalam kitabnya terlaknat:” Tidakalah Allah disembah dengan sesuatu seperti bada’ ini.” (Ushul Kafi, hal. 332)

Dari akidah ini saja mereka dengan lancang mensifati Allah ta’ala dengan kebodohan. Sungguh sangat jauh apa yang mereka katakan ini dengan apa yang tercantum dalam kitab-Nya yang mulia. Allah berfirman: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)." (QS. al-An’am: 59) 
[Oleh: Alulia Ramdanu]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS