Tidak dapat dipungkiri bahwa berdzikir mengandung faidah yang sangat melimpah.
Salah satunya bahwa dzikir merupakan ibadah yang sangat berharga untuk mendekatkan diri
kepada Allah azza wa jalla yang Maha Mulia. Di dalam ayat yang sangat banyak Allah ta’ala
memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdzikir kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan dzikir
yang sebanyak-banyaknya.” (QS. al-Ahzab: 41)
Firman-Nya:
“Laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah, Allah menyediakan bagi mereka
ampunan dan pahala yang agung.” (QS. al-Ahzab: 35)
Hal ini diperkuat dengan hadist Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Telah berlalu para mufarridun. Para sahabat bertanya: Siapakah mereka, ya Rasulullah? Beliau
menjawab: Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah. (HR.
Muslim no. 2676)
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata di dalam kitabnya al-Wabil ash-Shoyyib: “Pada
dzikir terdapat lebih dari seratus faidah”. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami akan
suguhkan beberapa faidah dari berdzikir kepada Allah azza wa jalla.
Pertama: Berdzikir dapat mengusir setan.
Allah ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang berpaling dari berdzikir kepada Allah ar-Rohman (Maha Pemurah), Kami
adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu
menyertainya. (QS. az-Zukhruf: 36)
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Setan itu mendekam di dalam hati anak Adam, jika ia
lalai dan lupa, maka setan akan membisikinya, apabila ia berdzikir kepada Allah maka setan itu
akan pergi”. (al-Wabil ash- Shoyyib hal. 72)
Kedua: Mendatangkan Ketenangan dan Ketentraman di dalam Hati.
Firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. ar-Ra’du: 28)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “ Dzikir bagi hati ibarat air untuk
ikan, apa gerangan yang akan terjadi bila ikan terpisah dari air?!”
Ketiga: Allah akan menyebut orang-orang yang berdzikir di sisi-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. al-Baqoroh: 152)
Pada sebuah hadits riwayat Bukhari (7405) & Muslim (2675) Rasulullah n berkata:
“Allah ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang menyebut-Ku dalam dirinya maka Aku akan
menyebutnya di sisi-Ku, dan barangsiapa yang menyebut-Ku di khalayak ramai maka Aku akan
menyebutnya di khalayak yang lebih baik darinya. (Muttafaq ‘alaihi)
Keempat: Orang yang berdzikir mendapatkan pahala istimewa yang tidak didapati pada
amalan selainnya.
Rasulullah n bersabda:
Kelima: Dzikir merupakan tanaman surga.
Rasulullah n berkata:
“Aku bertemu Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pada malam isra’ mi’raj, ia berkata kepadaku:
“Ya Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu, dan beritahukan bahwa surga itu
bagus tanahnya, segar airnya, dan merupakan dataran luas yang tanamannya adalah:
subhaanallahu, walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu Akbar . (HR. Tirmidzi no. 3462)
Rasullullah n bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan subhaanallahil ‘adzim maka ditanam baginya tanaman di
surga. (HR. Ahmad 440/3)
Keenam: Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada orang yang berdzikir.
Firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya, dan
bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia-lah yang bersholawat kepadamu,
demikian pula malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan menuju cahaya. (QS. al-Ahzab 41-43)
Asy-Syaukani rahimahullah berkata: “Sholawat dari Allah bagi hamba-Nya berarti
rahmat dan keberkahan-Nya bagi mereka, sedang dari malaikat berarti doa agar ia diampuni.”
(Fathul Qodir)
Ketujuh: Orang yang banyak berdzikir terbebas dari penyakit kemunafikan.
Allah ta’ala menyebutkan di dalam surat an-Nisa` bahwa di antara sifat orang munafik
adalah sedikit berdzikir kepada-Nya. Firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka, dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas, mereka
bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali. (QS. an-Nisa: 142)
Kedelapan: Dzikir obat penawar bagi hati.
Makhul bin Abdullah rahimahullah menuturkan: “Mengingat Allah merupakan obat
bagi hati, sedangkan mengingat manusia merupakan penyakit bagi hati.”
Kesembilan: Allah bersama orang yang berdzikir.
Ini merupakan kebersamaan Allah ta’ala yang bersifat khusus bagi hamba-Nya yang
bertakwa melalui kedekatan, pertolongan dan taufiq dari-Nya. Allah azza wa jalla berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
kebaikan.” (QS. an-Nahl: 128)
Kesepuluh: Melanggengkan dalam berdzikir dapat menggantikan ketaatan dengan harta.
Sebagaimana dikisahkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, bahwasanya orang-orang
fakir dari kalangan Muhajirin datang menemui Nabi n dan berkata: “Wahai Rasulullah, orang-
oarang kaya pergi dengan membawa pahala yang banyak dan kenikmatan yang abadi, mereka
sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka
mempunyai keutamaan dari harta mereka. Mereka berhaji, umrah, berjihad, dan bersedekah
dengan harta mereka.”
Beliau berkata: “Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya kalian dapat
melampaui orang-orang yang mendahului kalian, menyusul orang-orang setelah kalian, dan
tidak ada orang yang lebih baik dari kalian kecuali orang yang berbuat lebih dari kalian?
Mereka menjawab: “Tentu saja, wahai Rasulullah.
Beliau berkata: “Bertasbih, bertahmid, dan bertakbirlah kalian seusai shalat.” (HR.
Bukhari no. 843 & Muslim no. 1006)
Pada hadist di atas, dzikir dijadikan sebagai pengganti apa yang tidak dapat mereka
lakukan seperti haji, umrah, dan berjihad. Dan Rasulullah n mengabarkan bahwa dengan itu
mereka dapat menyusul orang-orang yang telah mendahului mereka.
Kesebelas: Terus-menerus berdzikir menjadikan kita tidak lalai kepada Allah.
Lalai mengingat Allah ta’ala merupakan sebab penderitaan hamba di dunia dan
akhirat. Siapa yang melalaikan Allah, maka Allah akan melalaikan orang tersebut. Allah ta’ala
berfirman:
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. al-Hasyr:
19)
PENUTUP
Demikianlah beberapa faidah berdzikir kepada Allah. Masih banyak faidah berdzikir
lainnya. Hendaknya seorang muslim selalu membasahi lisannya dengan banyak berdzikir
kepada Allah. Kita memohon kepada Allah semoga dijadikan hamba-hamba-Nya yang
senantiasa berdzikir dalam segala keadaan. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang selalu
bersyukur kepada-Mu, selalu berdzikir kepada-Mu, selalu takut kepada-Mu, selalu taat
kepada-Mu, patuh, berdoa, dan bertaubat kepada-Mu.
(Fiqhul Ad’iyati wal Adzkaar karya Syaikh Abdurrazzaq al-Badr, Doa & Wirid mengobati sihir dan guna-guna menurut
al-Qur’an dan as-Sunnah oleh Ustadz Yazid Abdul Qodir Jawwaz)
[Oleh: Aulia Ramdanu]
0 komentar:
Posting Komentar