UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , » MENJADI TEMAN SEJATI

MENJADI TEMAN SEJATI

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 07.47




Manusia adalah mahluk sosial yang pasti membutuhkan lingkungan dan pergaulan. Di dalam pergaulannya tersebut seseorang akan memiliki teman, baik itu di sekolahnya, di tempat kerjanya ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Banyak di antara manusia yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman-teman yang tidak baik.

 Namun banyak pula di antara manusia yang mereka mendapatkan hidayah disebabkan bergaul dengan teman- teman yang shalih. Di dalam sebuah hadits Rasullullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan tentang peranan dan dampak seorang teman:
“Perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia memberimu, engkau membelinya, atau engkau akan mendapatkan baunya yang enak, sementara pandai besi ia akan membakar bajumu atau engkau akan mendapatkan baunya yang tidak enak.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Berdasarkan hadits tersebut dapat diambil faedah penting bahwasanya bergaul dengan teman yang shalih mempunyai dua kemungkinan yang kedua-duanya baik, yaitu: Kita akan menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman kita. Sedangkan bergaul dengan teman yang buruk juga mempunyai dua kemungkinan yang kedua-duanya jelek, yaitu: Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekkan yang dilakukan teman kita.

Di dalam sebuah hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjadikan seorang teman sebagai tolak ukur terhadap baik atau buruknya agama seseorang, oleh sebab itu beliau memerintahkan kepada kita agar memilah dan memilih kepada siapa kita bergaul. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:
“Seseorang bisa terpengaruh agama sahabatnya, maka hendaknya seseorang di antara kamu melihat kepada siapa dia bergaul.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dll. dengan Sanad yang saling menguatkan satu dengan yang lain)

Ulama menjelaskan bahwa,
“Hati itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar.” Sehingga pengaruh kejelekkan akan lebih mudah mempengaruhi kita dikarenakan lemahnya hati kita. Kaum muslimin sekalian, merupakan sikap yang diajarkan Ahlus Sunnah wal  jama'ah adalah menjauhi para penyeru bid’ah, para pengikut hawa nafsu (ahlul ahwa’) dan orang-orang fasik yang terang-terangan menampakkan dan menyerukan kefasikannya, ini merupakan salah satu tindakan preventif terhadap bahaya lingkungan pergaulan serta agar umat terhindar dari pengaruh kemaksiatan tersebut.

Seorang teman memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan kita, janganlah ia menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti dikarenakan bujuk rayu dan pengaruhnya sehingga kita tergelincir dari jalan yang haq dan terjerumus dalam kemaksiatan. Renungkanlah baik-baik firman Allah berikut ini: “Dan ingatlah hari ketika orang-orang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata: Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran sesudah al-Quran itu datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. al-Furqan: 27-29)

Lihatlah bagaimana Allah menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku maksiat sebagai teman-temannya ketika di dunia, sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari hisab bukan hari amal sedang di dunia adalah hari amal tanpa hisab. 

Kaum muslimin sekalian, jadikanlah orang-orang shalih sebagai teman akrab kita, merekalah sebaik-baik teman dan persahabatan dengan mereka adalah sebaik-baik persahabatan. Adapun selain itu adalah persahabatan yang semu. Maha benar Allah yang menyebutkan dalam kitab-Nya:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zukhruf: 67)

Di akhir tulisan yang singat ini kami akan membawakan perkataan seseorang yang bijak tentang hakekat seorang teman: ‘’Saudaraku, teman sejatimu adalah yang selalu mendorongmu untuk berbuat kebajikan dan mencegahmu dari berbuat kejelekkan walaupun engkau jauh dan engkau tidak bergaul dengannya, dan musuh sejatimu adalah yang mendorongmu berbuat kejelekkan dan tidak mencegahmu dari berbuat dosa walaupun ia dekat denganmu dan engkau selalu bergaul dengannya’’.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu memberikan taufik kepada kita dan menyelamatkan kita dari kejelekkan lingkungan dan pergaulan serta menganugerahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang mendorong kita untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Amin ya Rabbal ‘alamin. [Oleh: Ricky Tripinda]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS