UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , » MENGAIS PAHALA DI BULAN PUASA

MENGAIS PAHALA DI BULAN PUASA

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 07.43




Alhamdulillah, bulan penuh berkah, ampunan, dan pahala sebentar lagi akan tiba.
Bulan yang senantiasa kita tunggu kedatangannya tak lama lagi muncul di hadapan kita. Bulan
Ramadhan, itulah namanya.

Masih hangat di benak kita beragam ibadah yang telah kita suguhkan kepada
Allah ‘azza wa jalla pada Ramadhan tahun lalu. Namun, masih banyak kekurangan yang perlu
dibenahi, dan begitu sedikit ibadah yang kala itu kita tujukan kepada Rabb langit dan bumi.

Tak ingin rasanya Ramadhan kali ini -dan Ramadhan-Ramadhan berikutnya- berlalu
dengan hampa, kosong atau hanya terisi dengan sedikit ketaatan kepada Allah ta'ala. Maka
itu, mari kita buka kembali lembaran-lembaran yang berisi kalam Ilahi dan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menerangkan keutamaan bulan penuh berkah ini. Kita
pelajari kembali tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan puasa, agar kita dapat
lebih banyak mengais pahala. Semoga Allah mencurahkan taufiq-Nya kepada kita untuk
memperbagus dan memperbanyak amal ibadah di bulan ini.

Maka pada edisi kali ini, kami akan menyuguhkan beberapa amalan wajib dan sunnah,
yang dapat kita jadikan sebagai sarana di bulan puasa untuk mendekatkan diri kepada Allah
azza wa jalla dan mengais banyak pahala dari-Nya.

Pertama: Bersyukur.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. al-
Baqoroh: 152)
Allah ta’ala juga berfirman:

“Dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. az-Zumar: 66)
Dengan datangnya bulan penuh berkah ini, hendaklah kita banyak-banyak bersyukur
kepada Allah ta'ala. Sebab, banyak sekali amalan ibadah yang Allah sediakan agar seorang
hamba dapat semakin bertakwa, mendapat banyak pahala dan bersih dari dosa-dosa. Dan cara
bersyukur itu, sebagaimana para ulama sebutkan, dengan menaati Dzat Pemberi nikmat (yakni
Allah ta’ala).
Semoga kita masuk dalam firman Allah azza wa jalla: “Dan sedikit sekali dari hamba-
hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba`: 13)

Kedua: Berpuasa.
Allah ta'ala telah mewajibkan ibadah puasa pada bulan Ramadhan kepada kaum
muslimin (QS. al-Baqoroh: 183). Dan puasa itu banyak memiliki faedah, di antaranya: dapat
mempertebal ketakwaan kepada Allah, sebagai perisai dari perbuatan maksiat dan dosa, dapat
lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, penghapus dosa yang telah lalu, dll.
Maka itu kita dapati banyak hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menerangkan buah istimewa dari berpuasa. Salah satunya adalah sabda beliau dalam hadits
qudsi berikut:

“Semua amalan anak Adam adalah miliknya kecuali puasa, ia adalah milik-Ku, dan Aku sendiri
yang akan membalasnya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh
bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada wanginya minyak kesturi.”
(HR. Muslim)

Ketiga: Shalat Tarawih.
Shalat tarawih hukumnya sunnah. Banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan
keutamaannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan qiyam ramadhan (tarawih) dengan penuh iman dan
mengharap pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq 'alaihi)
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Siapa saja yang mengerjakan qiyam (ramadhan) bersama imam hingga usai, akan dituliskan
baginya pahala shalat semalam suntuk.” (Shahih riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, dll.)
Lantaran beberapa keutamaan yang dimilikinya, hendaklah seorang muslim benar-
benar menjaga shalat tarawih mulai awal Ramadhan hingga akhirnya. Semoga kita diberi
kemudahan untuk selalu menghidupkan malam Ramadhan dengan ibadah shalat tarawih.

Keempat: Memperbanyak Tilawah al-Qur`an & Mempelajarinya.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bercerita bahwa malaikat Jibril ‘alaihissalam
dahulu selalu mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di setiap malam hari bulan
Ramadhan untuk mengajarkan al-Qur`an kepada beliau. (Muttafaq 'alaihi)
Hadits di atas menunjukkan keutamaan membaca dan mempelajari al-Qur`an pada bulan
Ramadhan. Diriwayatkan bahwa sebagian salafush shalih mengkhatamkan al-Qur`an
setiap hari di bulan Ramadhan. Sedangkan sebagian yang lain mengkhatamkan pada setiap
tiga malamnya. Demikian pula diriwayatkan bahwa Imam asy-Syafi'i rahimahullah dapat
mengkhatamkan al-Qur`an sebanyak 60 kali pada bulan ini. Allahu a'lam.

Kelima: Memperbanyak Istighfar, Dzikir & Doa.
Seperti dzikir pagi petang, dzikir seusai shalat fardhu lima waktu. Demikian halnya
dengan doa dan istighfar. Hendaklah kita memperbanyak doa dan istighfar kepada Allah
ta'ala. Terutama pada waktu-waktu mustajabnya seperti pada sepertiga malam yang terakhir,
sepuluh malam terakhir, malam lailatul qodar, hari jum'at, ketika sujud, ketika berpuasa dan
waktu-waktu lainnya sepanjang bulan Ramadhan.

Keenam: Mendalami Ilmu Agama.
Menuntut ilmu agama wajib bagi setiap muslim. Dan di antara perkara agama yang
harus diketahui oleh kita adalah hal-hal yang berkaitan dengan puasa. Hendaklah kita lebih
mendalami permasalahan seputar puasa; tentang niat puasa, makan sahur, apa saja yang
harus dijauhi, hal-hal yang boleh dikerjakan, pembatal-pembatal puasa, dan lain sebagainya.
Dengan mendalami ilmu agama secara umum dan seputar puasa secara khusus,
seorang muslim dapat lebih mendalami hakekat ibadah yang sedang dia kerjakan, dapat
menyempurnakannya, dan dapat melaksanakannya sesuai dengan apa yang dicontohkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan begitu, kesempurnaan pahala dari Allah akan
tercurahkan, insyaAllah.

Ketujuh: Berbagi Buka Puasa.
Seputar permasalahan ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang memberi makan orang berpuasa, baginya pahala seperti orang yang
berpuasa itu tanpa kurang sedikitpun.” (Shahih riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, dll)
Bertolak dari hadits ini, bagi mereka yang memiliki kelebihan rizki, hendaklah
menyisihkan sedikit hartanya dengan mengundang orang-orang yang tidak mampu untuk ikut
serta merasakan lezat dan nikmatnya buka puasa bersama.

Kedelapan: Bersedekah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat dermawan, kebaikan
dan kedermawanan beliau pada bulan ini melebihi angin yang berhembus. Demikianlah yang
diceritakan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengenai kedermawanan beliau. (HR. al-Bukhari
& Muslim)

Kesembilan: Menunaikan Ibadah Umroh.
Umrah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang sangat agung. Yakni sebanding
dengan ibadah haji bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

“Umroh di bulan Ramadhan sama seperti ibadah haji bersamaku.” (HR. Bukhari & Muslim)
Kesepuluh: I'tikaf.
Ibadah ini boleh dikerjakan pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Syawal.
(Muttafaq 'alaihi)

Namun yang paling utama adalah dikerjakan pada bulan Ramadhan. Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu melakukan
i'tikaf sepuluh hari pada setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun beliau wafat, beliau i'tikaf
selama dua puluh hari. (HR. Bukhari)

Dan yang lebih utama lagi adalah pada sepuluh hari terakhirnya. Aisyah
radhiyallahu ‘anha bercerita: Dahulu beliau melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan hingga Allah azza wa jalla mewafatkan beliau. (Muttafaq 'Alaihi)

Kesebelas: Mencari Malam Lailatul Qodar.
Terutama pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Istimewanya pada malam-
malam ganjilnya. Ketika itu, hendaklah memperbanyak ibadah kepada Allah. Dan jangan
melupakan doa mulia yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Aisyah
radhiyallahu ‘anha:

“Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pemaaf lagi suka memaafkan, maka itu terimalah
maafku.” (shahih riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dll.)

Keduabelas: Zakat Fitri.
Menutup bulan Ramadhan, ada sebuah ibadah yang wajib ditunaikan oleh
setiap muslim; wanita dan laki-laki, muda dan tua, orang merdeka dan hamba sahaya.
Ibadah tersebut adalah zakat fitri. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri. (HR. Abu Dawud & an-Nasa`i)

Zakat ini dikerjakan sebelum pelaksanaan shalat Ied. Bila ditunaikan seusai
pelaksanaan shalat Ied, maka zakat tersebut berubah menjadi sedekah biasa. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa menunaikannya sebelum shalat maka zakat itu diterima, namun barang siapa
yang menunaikannya setelah shalat maka menjadi sedekah biasa.” (HR. Abu Dawud)
Inilah beberapa amalan yang dapat dikerjakan oleh seorang muslim pada bulan
Ramadhan. Semoga dapat membuahkan ilmu yang bermanfaat dan amal yang diterima.
Semoga amal ibadah kita di terima di sisi-Nya. Wa billahit taufiq.
[Oleh: M. Sulhan juhari]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS