UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , , » MENJAGA TALI SILATURRAHMI

MENJAGA TALI SILATURRAHMI

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 09.05





Setiap manusia tentu mendambakan rezeki yang lapang, umur yang panjang, dan
taufiq dari Allah ta’ala. Namun tidak semua manusia dimudahkan oleh Allah ta’ala untuk
mendapatkannya. Padahal ada sebuah amalan mulia, yang sangat dianjurkan oleh Allah dan
rasul-Nya untuk dilakukan, dan insyaAllah begitu mudah untuk dikerjakan, amalan tersebut
adalah menyambung tali silaturrahmi. Dengan menyambung tali silaturahmi, seseorang akan
mendapatkan beberapa hal yang telah disebutkan di atas, ditambah beberapa keutamaan lain
yang akan kita temui pada tulisan singkat ini.

ARTI SILATURRAHMI

Ibnu Manzhur rahimahullah menjelaskan bahwa silah yang berarti menyambung
adalah lawan kata dari hujron yang berarti meninggalkan atau memutuskan. (Lisanul ‘Arob 11/
726)
Sehingga silaturrahmi dapat diartikan dengan: “Sebuah ungkapan yang
menggambarkan tentang perbuatan baik, kasih sayang dan kelembutan yang ditujukan kepada
keluarga yang senasab (satu keturunan) dan karib kerabat, serta perhatian terhadap kondisi
mereka, sekalipun mereka berada di tempat yang jauh dan berbuat tidak baik kepada kita.
(Lisanul ‘Arob 11/728)
Dari definisi ini dapat kita ketahui bahwa tidaklah perbuatan baik yang ditujukan
kepada semua orang seperti tetangga, teman dan sahabat bisa disebut silaturrahmi. Seseorang
dikatakan menyambung tali silaturrahmi, apabila dia mengalamatkan perbuatan baiknya itu
kepada keluarga senasab atau karib kerabatnya, tidak lebih dari itu.

BAGAIMANA CARA MENYAMBUNG TALI SILATURRAHMI?

Berikut ini beberapa gambaran singkat dari menyambung tali silaturrahmi:
Mengunjungi rumah saudara atau karib kerabat, Mengucapkan salam dan berjabat tangan
ketika bertemu dengan mereka, Bertanya tentang keadaan mereka sekeluarga, Memberikan
hadiah kepada mereka, Bersedekah kepada mereka yang fakir, Bersikap lemah-lembut
dengan mereka yang berkecukupan, Menghargai dan menghormati orang yang lebih
dewasa, Menyayangi mereka yang lebih muda, Menghubungi mereka via surat pos, sms atau
telefon/handphone, Menjamu mereka dengan baik ketika mereka bertamu, Ikut merasakan
kebahagiaan yang mereka rasakan, Menghibur mereka tatkala mereka dirudung kesedihan,
Mendoakan mereka dengan kebaikan, Antusias untuk senantiasa menjaga hubungan baik
dengan mereka, Membesuk orang yang sakit dari mereka, Mendatangi undangan mereka,
Tetap menyambung silaturrahmi orang yang berusaha memutuskannya.
Dan yang paling utama dan terpenting dari itu semua adalah, hendaklah kita
bersemangat dan antusias untuk mengajak mereka kembali kepada jalan agama, menasihati
mereka, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari berbuat kemungkaran. Dan
jangan lupa pula, doakanlah semoga mereka senantiasa mendapatkan hidayah taufiq dari Allah
subahahu wa ta’ala.

KEUTAMAAN MENYAMBUNG TALI SILATURRAHMI

Pada sub bahasan ini, akan disebutkan beberapa keutamaan dari menyambung tali
silaturrahmi yang begitu beragam. Dengan membaca beberapa keutamaannya, semoga kita
termotivasi untuk menyambung dan menjaga tali hubungan kekerabatan, meskipun ada dari
mereka yang tidak suka atau bahkan berusaha untuk memutuskannya. Sebab seorang yang
benar-benar menyambung tali silaturahmi adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

Orang yang menyambung tali silaturrahmi bukanlah orang yang menyambungnya sebagai
balasan, namun orang yang benar-benar menyambung tali silaturrahmi adalah apabila
hubungan kekerabatannya diputus ia terus menyambungnya. (HR. Bukhari 1/559)
Berikut, beberapa keutaman lainnya:
Pertama: Silaturrahmi merupakan syiar keimanan kepada Allah ‘azza wa jalla dan
hari akhir.
Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung tali
silaturrahmi. (HR. Bukhari 6138)
Kedua: Silaturrahmi merupakan sebab umur seseorang dipanjangkan dan rezekinya
dilapangkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Siapa yang suka untuk diluaskan rezeinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia
menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 5986 & Muslim 2557)
Berkaitan dengan penafsiran dipanjangkannya umur orang yang menyambung tali
silaturrahmi, para ulama memiliki dua penafsiran:

Pertama: Maksud dari ditambah atau dipanjangkannya umur adalah bahwasanya Allah ta’ala

memberikan keberkahan pada umur, menganugerahkan kekuatan pada diri, dan kejernihan
pada akal orang yang menyambung tali silaturrahmi. Sehingga kehidupannya pepenuh dengan
amalan-amalan utama yang bermanfaat bagi dirinya di dunia dan akhirat.

Kedua: Bahwa penambahan atau dipanjangkannya umur tersebut diartikan sesuai dengan hakekatnya, yakni umurnya benar-benar akan dipanjangkan oleh Allah ‘azza wa jalla.

Jadi, orang yang menyambung tali silaturrahmi, Allah akan menambah panjang umurnya.

Ketiga: Silaturrahmi salah satu faktor terbesar untuk masuk surga.

Selain dari dua keutamaan yang telah disebutkan, menyambung silaturrahmi memiliki
keutamaan istimewa, yakni merupakan salah satu sebab penting yang dapat mengantarkan
seorang hamba menuju surga.
Dari Abu Ayyub al-Anshori radhiyallahu 'anhu bahwasanya ada seorang laki-laki yang
berkata: “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku akan amalan yang dapat memasukkan
aku ke dalam surga dan menjauhkan diriku dari api neraka.” Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab dengan sabda beliau:

Engkau beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,
menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahmi. (HR. Bukhari 1396
& Muslim 13)

Keempat: Menyambung tali silaturrahmi merupakan bentuk ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Allah subahanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang mengerjakan ketaatan kepada-
Nya, dan salah satu dari ketaatan kepadanya adalah menyambung tali silaturrahmi. Dalam
surat ar-Ra’du Allah ta’ala berfirman:

Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.
(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang
yang menyambung apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut
kepada Tuhan-nya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. ar-Ra’du: 19-21)
Begitu mulia orang yang mendapatkan pujian dan sanjungan dari Allah ta’ala, dan
begitu celaka orang yang mendapatkan celaan dan cercaan dari-Nya.

Kelima: Allah subhanahu wa ta'ala akan menyambung hubungan dengan orang yang menyambung tali silaturrahmi.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala akan menyambung
hubungan dengan seorang hamba yang menyambung tali silaturrahmi. Sebaliknya, Allah
mengancam akan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskannya. Sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut berbunyi (yang artinya):
"Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya, hingga apabila selesai dari menciptakan
mereka, rahim akan berdiri dan berkata: ‘Ini adalah tempat berdiri orang yang berlindung
kepada-Mu dari memutuskan tali silaturrahmi.’ Allah berfirman: ‘Ya, tidakkah engkau
ridha bila Aku menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang
memutuskanmu?’ Rahim berkata: ‘Tentu saja.’ Allah berfirman: ‘Maka, itu menjadi milikmu.’”
(HR. Bukhari 5987 & Muslim 2554)

Keenam: Menyambung silaturrahmi mengundang pujian.

Telah disebutkan di atas bahwa akal dan fitrah manusia sejalan dengan perintah untuk
menyambung tali silaturrahmi dan mencela orang yang memutuskannya. Dari keterangan
singkat ini dapat kita ketahui, bahwa orang yang menyambung tali silaturrahmi, dia akan
mendapat pujian di tengah manusia, sedangkan orang yang memutuskannya akan mendapat
celaan dari mereka.
Sekiranya kita melihat ada seorang yang begitu perhatian dengan sanak saudaranya,
gemar membantu mereka yang kekurangan dan begitu memiliki hubungan yang baik dan
dekat dengan mereka, tentu saja kita akan senang dan sangat setuju dengan apa yang dia
lakukan serta memuji perbuatannya tersebut.

Ketujuh: Terciptanya kedamaian, kecintaan, dan hubungan baik di tengah-tengah keluarga dan karib kerabat.

Dengan diterapkannya syariat menyambung tali silaturrahmi di tengah-tengah
masyarakat, maka akan terbina kecintaan dan kasih sayang, kedamaian dan ketentraman,
sehingga hubungan baik menjadi tersebar luas di tengah-tengah mereka. Bukankah hal ini
menjadi cita-cita dan harapan kita semua?

Kedelapan: Kemuliaan bagi orang-orang yang menyambung tali silaturrahmi.

Orang-orang yang menyambung tali silaturrahmi, yang saling cinta dan saling
mengasihi, kedudukan mereka akan tinggi, nama mereka akan harum, sehingga mereka
termasuk orang yang penting di tengah kaumnya, yang mana hal tersebut akan menjadi
perhitungan tersendiri. Tidak ada seseorang yang lancang untuk menimpakan sesuatu yang
tidak baik kepada mereka, menzhalimi mereka, sehingga mereka adalah orang-orang yang
mulia di tengah kaumnya.

Demikianlah beberapa keutamaan dari menyambung tali silaturrahmi. Sekiranya kita
memperhatikan dan mengamati keterangan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seputar
pembahasan, niscaya akan kita dapati banyak keutamaan-keutamaan yang lainnya. Wallahu
ta’ala a’lam.
[Oleh: M. Sulhan Jauhari]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS