UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » » MAKAN DAN MINUM YANG MEMBUAHKAN BANYAK PAHALA

MAKAN DAN MINUM YANG MEMBUAHKAN BANYAK PAHALA

Written By Unknown on Sabtu, 09 Februari 2013 | 16.40


Pembaca yang dirahmati Allah, sesungguhnya Islam adalah agama sempurna yang mengatur segala sisi kehidupan manusia. Kesempurnaan seperti ini tidak akan kita temukan pada agama yang lainnya. Maka itu Allah ta’ala berfirman:

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan Aku ridha Islam menjadi agamamu.” (QS. al-Ma’idah: 3)
Islam telah mengatur segala hal yang berkaitan dengan aktivitas manusia, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, dan di antara sekian peraturan yang telah diajarkan Islam adalah hukum-hukum seputar makan dan minum. Islam mengajarkan beberapa tuntunan tentangnya, agar manusia menjadi insan yang teratur dan sempurna dalam menyuguhkan peribadatannya kepada Allah ta’ala.

BEBERAPA HAL PENTING SEPUTAR MAKAN DAN MINUM

Berikut beberapa hal penting yang berkaitan dengan makan dan minum yang telah diajarkan oleh agama Islam:

1. Niatkan untuk memperkuat diri dalam beribadah kepada Allah.

Makan dan minum yang membuahkan pahala adalah yang diniatkan untuk memperkuat tubuh dalam beribadah kepada Allah ta’ala. Hal ini berdasarkan keumuman hadits Umar bin al-Khattab z, bahwasanya Rasulullah n bersabda:
“Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan pahala sesuai dengan apa yang telah ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)

2. Berlindung dari kelaparan.

Rasulullah n berucap dalam sebuah doa:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, sebab ia seburuk-buruk teman tidur, dan aku berlindung kepada-Mu dari khianat, sebab ia seburuk-buruk teman dekat.” (HR. Abu Dawud no. 2723 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani)

3. Larangan makan dan minum dari bejana emas dan perak.

Hudzaifah bin al-Yamanzberkata: Aku mendengar Rasulullah n bersabda:
“Janganlah kalian memakai kain sutra dan kain dibaj (jenis sutera halus), dan jangan pula kalian minum pada bejana emas dan perak serta makan pada piring yang terbuat dari emas dan perak, sebab itu adalah bagian mereka (orang-orang kafir) di dunia dan bagian kalian di akhirat.” (HR. Bukhari no. 5426, Muslim no. 2067)

4. Makan makanan yang halal.

Tidak sepatutnya seorang muslim memasukkan makanan ke dalam mulutnya kecuali yang halal. Karena sesungguhnya Allah Maha baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik-baik saja. Allah ta’ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman makanlah kalian dari yang baik pada apa-apa yang telah Kami rizkikan kepadamu.” (QS. al-Baqoroh: 172)

Makanan yang tidak baik (baca: halal) dapat membuahkan amalan yang tidak baik pula, dan menyebabkan doa seseorang tidak diterima oleh Allah azza wa jalla.

5. Cara makan yang baik.

Bukan hanya manusia saja yang selalu meminta bagian. Ternyata perut kita pun mendambakan pembagian dalam hal makan. Pembagian yang dimaksudkan ialah membagi perut menjadi tiga bagian: sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sisanya untuk nafas. Dengan demikian, seseorang tidak akan makan dan minum secara berlebihan.

Cara makan seperti inilah yang telah dianjurkan oleh Rasulullah n. Beliau bersabda:
“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah dia membagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmdizi no. 2380 dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani. Lihat: ash-Shohihah no. 2265)

6. Tidak makan sambil bersandar.

Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya aku tidak makan dengan bersandar.” (HR.Bukhari no. 5398)

7. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwasanya generasi salaf dahulu biasa mencuci tangannya sebelum makan. (Mausu’ah al-Adab al-Islamiyyah, hlm. 114)

Dan Nabi n bersabda: “Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh sesuatu maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri”. (HR. Ahmad no. 7515, Abu Dawud no. 3582, dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani)

8. Membaca BISMILLLAH sebelum makan dan berdoa setelahnya.

Bukan membaca Bismillahirraohmanirrohim. Sebab yang diperintahkan dan dilakukan Nabi n adalah membaca bismillah saja. (Muttafaq ‘alaihi)

Apabila lupa membaca bismillah di awal makan lalu ingat ketika sedang makan, maka ucapkanlah, “Bismillah fi awwalihi wa akhirihi” (Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya. (HR. Ibnu Hibban. Lihat: ash-Shohihah no. 198)

Berkenaan dengan doa setelah makan, ada beberapa lafazh yang telah diajarkan Nabi n kepada kaum muslimin, berikut ini salah satunya:

“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan dan mengaruniakan rizki makanan ini tanpa daya dan upaya dariku.” (Shohih al-Jami’ no. 6086)

9. Makan dan minum dengan tangan kanan.

Inilah yang Nabi n perintahkan kepada Umar bin Abi Salamah. (Muttafaq ‘alaihi) Tidak diperbolehkan makan dengan menggunakan tangan kiri berdasarkan sabda Nabi n: “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri, sebab setan makan dengan tangan kiri”. (HR. Muslim)

10. Manyantap makanan yang terdekat.

Ketika makanan yang ada hanya satu macam, hendaklah kita makan dari apa yang terdekat dengan kita. Suatu ketika Nabi n bersabda: “Makanlah dari apa-apa yang terdekat denganmu”. (HR. Bukhari & Muslim)

11. Dianjurkan makan dari pinggir piring.

Anjuran ini berdasarkan sabda Nabi n berikut: "Makanlah pada piring dari pinggirnya, janganlah kalian makan dari tengahnya, sebab keberkahan turun pada tengah suatu makanan”. (HR. Abu Dawud no. 3772. Lihat: al-Misyat no. 4211)

12. Dianjurkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jemari setelahnya.

Dari Ka’ab bin Malikzbahwasanya Rasulullah n makan dengan tiga jari dan beliau menjilati jari-jemarinya sebelum membersihkannya”. (HR. Muslim no. 2032)

Hikmah dari menjilat jari-jemari tersebut adalah sebagaimana yang Nabi Muhammad n sabdakan: “(Sebab) kalian tidak mengetahui di bagian makanan manakah keberkahan itu ada”. (HR. Muslim 2034)

13. Dianjurkan mengambil suapan yang terjatuh, membersihkannya lalu memakannya.

Rasulullah n pernah menjelaskan: “Apabila seorang dari kalian sedang makan, lalu suapannya terjatuh dari tangannya, maka hendaklah dia membersihkan apa-apa yang meragukan lalu makanlah, dan janganlah membiarkannya untuk setan.” (Lihat: ash-Shohihah no. 1404)

14. Menyantap makanan setelah berkurang panasnya.

Nabi n bersabda: "Makanan itu hendaknya tidak dimakan kecuali setelah hilang asap panasnya”. (Lihat: Irw`aul Gholil no. 1978)

15. Dilarang mencela dan menghina makanan.

Sebagimana disebutkan dalam sebuah hadits bahwasanya Rasulullah n sama sekali tidak pernah mencela makanan, apabila beliau menyukainya maka beliau makan, bila tidak maka beliau meninggalkannya. (HR. Bukhari no. 5409)

16. Makan dan minum sambil duduk.

Dari Anas bin Malik z bahwasanya Rasulullah n melarang minum sambil berdiri. (HR. Muslim no. 2024)

17. Tidak bernafas dan meniup di dalam bejana (tempat minum).

Nabi n bersabda: “Apabila seorang dari kalian minum maka janganlah ia bernafas di dalam bejana”. (HR. Bukhari no. 5630)

18. Dilarang minum dari sebuah bejana yang pinggirnya pecah.

Dari Abu Hurairah z ia berkata bahwasanya dilarang minum dari bejana yang pinggirnya pecah.” (Lihat: ash-Shohihah no. 2689)

19. Dimakruhkan minum dari tempat air (teko) secara langsung.

Dari Abu Hurairah z ia berkata: “Rasulullah n melarang minum dari mulut geriba (sejenis jerigen atau cerek) atau dari bejana tempat air minum (secara langsung). (HR. Bukhari no. 5627)

20. Apabila lalat terjatuh pada minuman.

Dalam hal ini, tuntunan yang dikerjakan adalah menenggelamkan lalat tersebut dalam bejana lalu membuangnya, sebagaimanana yang ditegaskan dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda:

“Apabila seekor lalat terjatuh pada bejana salah seorang di antara kalian, maka hendaklah dia menenggelamkannya seluruhnya, lalu membuangnya, sebab dalam salah satu sayapnya terdapat racun (penyakit), sementara pada sayap yang lain ada obat (penawarnya)”. (HR.Bukhari no. 5782)

21. Dianjurkan makan secara bersama-sama (dalam satu piring).

Yang demikian berdasarkan sabda Nabi n: “Makanan untuk seorang cukup untuk dua orang, makanan dua orang untuk empat orang dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang. (HR. Muslim no. 2059)

PENUTUP

Demikianlah sebagian etika makan dan minum yang telah diajarkan Rasulullah n kepada kita. Hal ini hendaknya diperhatikan, agar makan dan minum kita mendatangkan banyak pahala dari Allah ta’ala.

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi kaum muslimin yang senantiasa mengikuti Rasulullah n hingga akhir zaman. Amin.

(Oleh: Ali Leo Agustian)

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS