UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » » SERBA-SERBI SEPUTAR SAFAR

SERBA-SERBI SEPUTAR SAFAR

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 08.27




Safar merupakan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, dan Islam
sebagai agama yang sempurna telah mengaturnya. Berikut kumpulan faedah dan doa seputar
safar.

Amalan Musafir Dicatat Sebagaimana Amalan Mukim
Rasulullah saw bersabda: “Sungguh seorang muslim jika sakit atau safar maka akan
dituliskan baginya ganjaran sebagaimana (ganjaran) ketika sedang mukim dan sehat.” (HR. al-
Bukhari dan Abu Dawud)
Dengan adanya safar, tampak kemudahan syariat Islam dan rahmat Allah subhanahu wa
ta’ala. Ketika seorang safar akan muncul kemudahan, seperti bolehnya mengqasar (meringkas
sholat) dan menjamaknya. Demikian pula diperbolehkannya berbuka puasa dan mengusap khuf
(sepatu).
Sungguh benar Allah subhanahu wa ta’ala yang berfirman: “Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. al-Baqarah: 185)

Doa Musafir Mustajab
Rasulullah saw menjelaskan: “Ada tiga macam doa mustajab dan tidak ada keraguan di
dalamnya; doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yang terzhalimi.” (HR. al-Bukhari di
dalam al-Adab al-Mufrad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan yang lainnya)

Seorang Muslim di Dunia Fana ini Bagaikan Seorang Musafir
Rasulullah saw bersabda: “Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau
seorang musafir.” (HR. al-Bukhari 6415)

Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah menjelaskan mengenai hadits di atas seraya berkata:
“Sudah selayaknya bagi seorang muslim untuk menjadikan keadaan di dunia antara dua keadaan:
yang pertama, dia menjadi seorang asing di negeri yang asing, sehingga dia bersemangat untuk
berbekal untuk kembali ke kampung halamannya, atau di menjadi musafir yang tidak menetap
sama sekali yang mana siang dan malam harinya dia lewatkan untuk pulang ke kampung
halamannya. (Jami’ al-Ulum wa al-Hikam)

Dan sebaik- baik bekal menuju akhirat adalah takwa. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku hai
orang-orang yang berakal.” (QS. al-Baqarah: 197)

Adab-Adab Safar

1). Niat yang baik
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan bagi
setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun alaih)

2). Bertakwa
Berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau
berada, dan susulah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya, dan
bergaulah dengan sesama manusia dengan akhlaq yang baik”. (HR. at-Tirmidzi)

3). Doa seputar safar
- Doa musafir kepada orang yang mukim

أستودعكم الله الذي لا يضيع ودائعه
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah)

- Doa orang mukim kepada musafir

أستودع الله دينك وأمانتك وخواتيم عملك

“Aku menitipkan agamamu, amanatmu, dan penutup perbuatanmu kepada Allah.” (HR. at-
Tirmidzi)
- Doa keluar rumah
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه
“Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakkal kepadaNya, dan tiada daya dan upaya kecuali
karena pertolongan Allah”. (HR. Abu Dawud & at-Tirmidzi)
- Doa ketika menaiki kendaraan

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini
untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan
kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). ” ( HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi )

- Bertakbir (Allahu akbar) ketika melewati tanjakan dan tertasbih (subhanallah) ketika
melewati turunan. Hal ini berdasarkan perkataan Jabir radiyallahu ‘anhu

- Bedoa ketika pulang dari safar

4). Shalat sunnah ketika pulang kampung halamannya
Yaitu shalat sunnah dua raka’at di masjid. “Dari Ka'ab bin Malik, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah tiba dari bepergian melainkan pada siang hari ketika
waktu Dhuha. Setelah tiba, beliau terlebih dahulu singgah di masjid dan melakukan shalat dua
raka’at, kemudian beliau duduk.” (HR. Muslim)
Oleh: Fathurrahman

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS