Segala puji hanya untuk Allah ta’ala atas segala limpahan nikmat-Nya, yang dengan nikmat tersebut kita bisa mengetahui indahnya Islam, mendulang manfaat ketika sehat dan menikmati waktu luang. Semoga kita bukan termasuk orang yang lalai dari kenikmatan di atas yang banyak dilalaikan manusia. Rasulullah n bersabda: “Ada dua nikmat, yang kabanyakan manusia lalai darinya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Wa ba’du,
TAUHID MERUPAKAN KEWAJIBAN
Sudah menjadi fenomena abadi bahwa kebenaran Islam memang teruji sejak dahulu hingga hari akhir.
Sejak diciptakannya nabi Adam
al-Qur`an telah menceritakannya, kemudian nabi-nabi setelahnya al-Qur`an pun juga menyuratkannya. Bahkan, kejadian-kejadian yang akan datang seperti hari kiamat atau setelahnya- pun al-Qur`an telah mengisahkannya. Dan di antara intisari kisah para nabi dan rasul yang terkandung dalam al- Qur`an adalah pelajaran bagi manusia untuk mentauhidkan Allah semata. Makanya para nabi dan rasul berdakwah hanya mengajak manusia untuk beribadah semata-mata hanya kepada Allah, yang mana hal inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia sebagamana yang Allah terangkan dalam kitab suci-Nya: “Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz- Dzariyat: 56)
Syaikh Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi v menjelaskan bahwa kata ya’buduuni bermakna
yuwahhiduuni, yakni beribadah dalam ayat ini mengandung makna mentauhidkan. Sebab perintah Allah yang
paling agung adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah untuk Allah semata. Sedang larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah ta'ala berfirman:
“Sembahlah Allah semata dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS. an-Nisa` : 36)
Allah azza wa jalla menegaskan di dalam al-Qur`an bahwa Dia tidak mengutus seorang Rasulpun di
muka bumi ini melainkan untuk mengajak beribadah kepada Allah semata. Allah ta’ala berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu (muhammad) melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian Aku".” (QS. al-Anbiya’: 25)
HUKUMAN BAGI PENENTANG TAUHID
Al-Qur`an telah bercerita umat-umat terdahulu yang enggan mengikuti ajaran tauhid yang diajarkan
oleh para nabi Allah, sehingga Allah
mengadzab mereka. Sebagai contohnya, umat nabi Nuh ‘alaihissalam yang Allah tenggelamkan dengan air bah yang sangat dahsyat, Kaum nabi Luth ‘alaihissalam yang diadzab dengan dibalikkannya bumi tempat tinggal mereka higga mereka terkubur, kaum nabi Shalih ‘alaihissalam, ‘Aad mendapat adzab dengan angin yang kencang lagi mematikan selama tujuh malam, demikian pula halnya dengna umat para nabi yang lainnya yang enggan menerima ajaran tauhid. Kisah-kisah tersebut diabadikan di dalam al-Qur`an agar manusia memperhatikannya dan mengambil pelajaran darinya. Allah ta’ala berfirman:
“Agar Kami jadikan peristiwa itu sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau
mendengar.” (QS. al-Haqqah: 12)
BALASAN BAGI PEJUANG TAUHID
Allah azza wa jalla telah menjanjikan balasan yang tak terhingga bagi setiap manusia yang senantiasa
bertauhid kepada Allah. Allah merupakan Dzat yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta, dan Maha segala-galanya. Keberadaan makhluk di alam ini, baik di langit maupun di bumi, adalah sebagai tanda adanya Sang Pencipta, dan Allah-lah Maha Pencipta. Kita termasuk ciptaan-Nya, konsekuensi dari hal tersebut bahwa hanya Allah-lah yang wajib kita ibadahi semata. Allah berfirman:
“Hai manusia, sembahlah Tuhan-mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)
Allah juga berfirman:
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS. Maryam: 65)
Lawan dari tauhid adalah syirik, yaitu menyekutukan Allah ta’ala dengan sesuatu. Betapa murkanya
Allah jika hamba memalingkan ibadah kepada selain-Nya. Padahal yang layak diibadahi hanyalah Allah semata.
Syirik merupakan kezhaliman kepada Sang Pencipta yang sangat besar. Firman-Nya:
“Sesungguhnya syirik adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)
Sehingga sangat pantas dan layak apabila Allah tidak mengampuni dosa-dosa orang yang berbuat
kesyirikan. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa: 48)
1. Keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat.
Hendaklah manusia mengetahui bahwa Allah semata yang telah menciptakan dan memberikan segala
kenikmatan kepadanya. Oleh karena itu hendaklah ia bersyukur kepada-Nya dengan mentauhidkan Allah
semata. Sebab siapa yang berjuang untuk mentauhikan Allah, ia akan mendapatkan sebaik-baik balasan. Allah ta’ala berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka
itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-‘An’am:
82)
2. Kemudahan.
Allah azza wa jalla juga telah menjanjikan kemudahan bagi ahli tauhid. Firman-Nya:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberinya rzki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq: 2-3)
Bertakwa berarti melaksanakan perintah-perintah Allah –dan yang paling agung adalah tauhid-, dan
menjauhi larangan-larangan-Nya –dan yang paling berbahaya adalah syirik-.
3. Kehidupan yang baik.
Selain itu, Allah juga menyediakan kehidupan yang baik bagi para pejuang tauhid. Allah berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 97)
4. Keridhoan dari Allah ta’ala.
Allah meridhoi pejuang tauhid di antara hamba-hamba-Nya. Hal ini sebagaimana yang dikabarkan oleh
Rasulullah melalui lisannya bahwa Allah meridhai tiga perkara, di antaranya adalah mentauhidkan Allah semata dan tidak berbaut syirik kepada-Nya dengan sesuatu apapun. (HR. Muslim)
5. Ampunan dan surga.
Ampunan dan surga pun Allah sediakan bagi pejuang tauhid. Allah ta’ala bersabda dalam hadits qudsi:
“Wahai anak Adam, sekiranya kalian mendatangiku dengan seluas bumi dosa dan kesalahan, kemudian kalianberjumpa dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan sepenuh bumi ampunan. (HR. Tirmidzi dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani)
Rasulullah n juga mengabarkan melalui lisannya:
“Siapa yang akhir hayatnya ia bersaksi bahwa tiada tuhan yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad
aalah utusan Allah dengan tulus dalam hatinya, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad dan dishohihkan
oleh Syaikh al-Albani)
Semoga Allah menutup kehidupan kita dengan syahadat kepada Allah semata. Amin.
(Oleh : Gunawan)
0 komentar:
Posting Komentar