UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , , » MARI BERPUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL

MARI BERPUASA ENAM HARI DI BULAN SYAWAL

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 08.24




Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian ia berpuasa enam hari pada
bulan syawal, maka seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

Bulan Ramadhan telah berlalu meninggalkan kita. Sebulan penuh kaum
muslimin mengisi hari-hari bulan yang penuh berkah ini dengan ketaatan kepada
Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala dan
kemuliaan dengan puasa, sholat malam, sedekah, membaca al-Qur`an dan berbagai
amal ibadah lainnya.
Di penghujung bulan Ramadhan seluruh umat Islam di berbagai penjuru bumi
serentak mengumandangkan takbir menyambut hari raya idul fitri, satu moment yang
hanya datang satu kali dalam setahun.
Namun, di tengah kegembiraan ini terselip rasa sedih meninggalkan bulan
Ramadhan, terasa berat untuk berpisah dengan suatu bulan yang barangsiapa
berpuasa padanya dengan penuh keimanan dan mengharap balasan hanya dari
Allah ta’ala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Barangsiapa berpuasa pada bulan ramadhan karena iman dan mengharap balasan
dari Allah niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan
muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Namun bulan demi bulan akan terus berganti dengan kehendak Allah ta’ala. Tak kuasa
bagi manusia untuk menghalangi laju perputaran siang dan malam atau hari demi
hari. Dan setelah berpisah dengan bulan puasa yang penuh berkah, kaum muslimin
dihadapkan dengan bulan yang di dalamnya ada syariat puasa yang memiliki faedah
berharga. Bulan tersebut adalah bulan Syawal, dan puasa yang dimaksud adalah puasa
enam hari pada bulan Syawal.

SAMA SEPERTI BERPUASA SETAHUN PENUH
Pada bulan Syawal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memberikan petunjuk kepada umatnya untuk melaksanakan puasa sunah yang dapat
menambah balasan kebaikan, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan akan keutamaan puasa ini dalam
sabda beliau:

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian ia berpuasa enam hari pada bulan
syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

“Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya idul fitri, maka dia seperti
berpuasa setahun penuh, (siapa mengerjakan satu kebaikan, maka baginya sepuluh
kebaikan yang semisalnya)” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani
rahimahullahu dalam kitabnya Irwa’ul Ghalil)
Hadits ini menunjukkan bahwa satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh
kebaikan yang semisalnya. Puasa Ramadhan selama satu bulan sama dengan berpuasa
sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal seperti puasa selama dua
bulan. Jadi, barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam
hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa selama setahun penuh.
Hanya milik Allah segala puji dan syukur, betapa Allah ta’ala telah memberikan
yang terbaik untuk hamba-Nya sehingga mampu mengobati kesedihannya tatkala
harus berpisah dengan bulan penuh berkah tersebut.

PUASA SYAWAL DIKERJAKAN SETELAH IDUL FITRI
Puasa Syawal dilakukan setelah hari raya idul fitri, bukan pada saat hari
rayanya, karena berpuasa pada hari raya haram hukumnya. Dalam sebuah hadits
riwayat Muslim dari Ummul Mukminin, Aisyah rahidyallahu ‘anha ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari raya: Idul
Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim)

PELAKSANAANNYA
Adapun pelaksanaannya, maka dibolehkan untuk berpuasa enam hari diawal, tengah
maupun akhir bulan, baik secara berurutan atau terpisah, karena dalam hal ini
terdapat kelonggaran. Namun, yang lebih baik adalah berpuasa secara berurutan
dalam rangka bersegera untuk berbuat kebaikan dan tidak menunda-nunda sehingga
berakibat dapat meninggalkan puasa Syawal yang penuh pahala ini.

QODHO’ DULU ATAU LANGSUNG BERPUASA
Satu hal yang perlu diperhatikan oleh setiap muslim, bahwasannya keutamaan
puasa Syawal tidak akan diperoleh melainkan setelah ia menyelesaikan puasa
Ramadhan. Oleh karena itu, apabila ada tanggungan puasa Ramadhan, maka
hendaklah ia menggantinya (mengqodho’nya) terlebih dahulu, setelah itu baru
berpuasa enam hari di bulan Syawal, sebab ibadah wajib lebih didahulukan daripada
ibadah sunnah.
Apabila ia melaksanakan puasa Syawal dan belum mengganti tanggungan
puasa Ramadhan, maka ia tidak mendapatkan keutamaan berpuasa selama setahun
penuh, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
”Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian ia ....”
Sementara orang yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan tidak dikatakan
berpuasa Ramadhan, namun berpuasa sebagian Ramadhan.
Inilah pendapat yang menurut kami paling kuat dengan dasar hadits Muslim
di atas. Meskipun sebagian ulama ada yang membolehkan untuk didahulukan puasa
enam hari di bulan Syawal, baru setelah itu berpuasa qodho’. Allahu a’lam.

MANFAAT PUASA SYAWAL

Puasa Syawal memiliki beberapa manfaat lain selain menyempurnakan
balasan pahala berpuasa selama setahun. Di antaranya adalah menutupi kekurangan
pada puasa wajib di bulan Ramadhan, sebab puasa Syawal ibarat sholat sunah yang
menambal kekurangan pada sholat wajib. Setiap manusia seringkali mendapati
kekurangan pada puasa Ramadhan sehingga membutuhkan amalan kebaikan untuk
menutup dan menambalnya.

Puasa Syawal setelah bulan Ramadhan merupakan satu tanda diterimanya
puasa yang dilakukan di bulan Ramadhan, karena apabila Allah subhanahu wa ta’ala
menerima amal seorang hamba, maka Dia akan memberikan taufiq kepada hamba-Nya
untuk melakukan amal shalih setelahnya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh sebagian
ulama dahulu:
”Balasan kebaikan adalah kebaikan yang dilakukan setelahnya, barangsiapa
melakukan amal shalih kemudian mengikutinya dengan amal kebaikan setelahnya,
maka hal itu merupakan tanda diterimanya amal kebaikan yang pertama.
Sebagaimana seorang yang melakukan amal kebaikan kemudian mengikutkannya
dengan kejelekan, maka hal itu merupakan tanda ditolak dan tidak diterimanya amal
kebaikan yang telah dilakukannya.”

Puasa Syawal merupakan salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba kepada
Rabb-nya atas limpahan taufik dan pertolongan-Nya sehingga mampu melaksanakan
puasa wajib di bulan Ramadhan. Hal ini sebagaimana keadaan para pendahulu kita
dari generasi terbaik umat ini, apabila Allah ta’ala memberikan taufik sehingga mereka
mampu melaksanakan sholat malam, mereka menjadikan puasa keesokan harinya
sebagai rasa syukur atas taufik yang telah diberikan pada mereka.
Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah menjelaskan rasa syukur ini lebih lanjut
dalam kitabnya Latho`if al-Ma’arif, “Setiap nikmat dari Allah, baik dalam perkara
agama maupun dunia, perlu untuk disyukuri. Dan taufik untuk bersyukur itu adalah
suatu nikmat yang patut disyukuri dengan syukur yang kedua, kemudian taufik untuk
bersyukur yang kedua kalinya tersebut merupakan nikmat lain yang juga patut untuk
disyukuri dengan bentuk syukur yang lain, dan demikianlah seterusnya, hingga seorang
hamba tidak mampu untuk mensyukuri setiap nikmat Allah ta’ala sebab hakikat
syukur adalah pengakuan seseorang akan kelemahan dan ketidakmampuannya untuk
mensyukuri nikmat Allah dengan sempurna.”
Kita memohon kepada Allah taufik dan hidayah-Nya agar mampu
melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, serta mampu
istiqomah di atas jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang
mengikuti beliau dengan baik hingga akhir masa.

[Oleh: Nabil]

HAKEKAT TAKWA

Tolq bin Hubaib rahimahullah menjelaskan definisi takwa:

“Engkau melaksanakan ketaatan kepada Allah, dengan cahaya dari Allah, seraya mengharap
pahala dari Allah, dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah, dengan cahaya dari Allah,
seraya takut akan siksa Allah.” (Tafsir Ibn Katsir di awal surat al-Ahzab)

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS