UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » » BERSABAR DALAM SETIAP KEADAAN

BERSABAR DALAM SETIAP KEADAAN

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 07.36




Dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia yang fana ini manusia tidak akan
pernah lepas dari badai dan gelombang ujian. Berbagai musibah akan selalu datang
menghadang menjadi duri-duri dalam perjalanan hidupnya.
Begitu pula halnya dengan seorang muslim. Dalam melaksanakan ketaatan
kepada Allah ta’ala ia tidak akan selalu mendapatkan kemudahan, tetapi senantiasa
akan ada kerikil-kerikil tajam yang menghadangnya. Karena sesungguhnya syaitan dari
kalangan jin dan manusia akan selalu menghalangi dirinya dari mengerjakan ketaatan.
Tidak hanya itu, ketika seorang muslim berusaha menjauhi larangan-larangan
Allah ‘azza wa jalla, maka hal itu juga bukanlah hal yang mudah dan ringan, sebab
syaitan akan selalu berusaha untuk menyeret seorang muslim untuk melakukan hal-hal
yang dilarang oleh Allah ta’ala.
Maka untuk menghadapi semua ini seorang muslim membutuhkan sebuah
amalan yang dapat menjadikannya termasuk orang-orang yang beruntung. Amalan itu
tidak lain adalah SABAR.
Oleh karena itu, pada risalah ini kami akan memaparkan penjelasan mengenai
sabar dan beberapa fadhilahnya. Semoga bisa menjadi cambuk bagi kita untuk
senantiasa bersabar dalam menjalani kehidupan dunia sehingga nantinya kita bisa
meraih kebahagiaan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

PENGERTIAN SABAR DAN PEMBAGIANNYA
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahulloh mengatakan bahwa
sabar secara bahasa adalah al-habsu (menahan diri). Sedangkan secara istilah adalah
menahan diri dalam tiga perkara:
Pertama: menahan diri untuk selalu taat kepada Allah ta’ala. 
Kedua: menahan diri dari melaksanakan larangan-larangan Allah ta’ala.
Ketiga: menahan diri dalam menghadapi takdir-takdir Allah ta’ala yang menyakitkan.

Dan ini merupakan macam-macam sabar yang disebutkan oleh para ulama’.

Yang pertama: hendaklah manusia sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
ta’ala. 
Karena terkadang ketaatan itu berat bagi jiwa dan sulit untuk dilaksanakan.
Terkadang berat pula bagi badan tatkala manusia merasa lemah dan lelah. Dan
terkadang terdapat kesulitan dari segi harta. Pada intinya dalam melaksanakan
ketaatan itu terdapat kesulitan bagi jiwa maupun badan, sehingga dibutuhkan
kesabaran dan ketahanan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)

Yang kedua: sabar dalam rangka menjauhi larangan-larangan Allah ta’ala. 
Yaitu seorang muslim menahan diri dari hal-hal yang Allah ta’ala haramkan. Sebab jiwa
yang selalu memerintahkan kepada keburukan (an-nafs al-‘ammaaroh bis-suu’) selalu
mengajak kepada keburukan, maka seorang muslim harus menahan jiwanya.

Seperti dusta dan curang dalam bermuamalah, memakan harta orang lain
dengan cara yang batil dan mengandung riba. Zina, mabuk-mabukan, mencuri, dan
berbagai maksiat lainnya, hendaklah ia menahan dirinya dari hal-hal tersebut dan tidak
melakukannya. Hal seperti ini membutuhkan ketahanan dan pengekangan jiwa dan
hawa nafsu.

Adapun yang ketiga: adalah sabar dalam menghadapi takdir Allah ta’ala yang menyakitkan. 
Takdir Allah ada yang menyenangkan dan ada yang menyakitkan.
Takdir Allah ta’ala yang menyenangkan harus disyukuri dan syukur merupakan bentuk
ketaatan. Jadi bersabar di dalamnya merupakan jenis sabar yang pertama.
Adapun takdir yang menyakitkan dan tidak menyenangkan, maka seorang
muslim diberi ujian pada badan, harta, keluarga, dan masyarakatnya. Intinya ujian-
ujian itu banyak jenisnya dan membutuhkan kesabaran dan ketahanan (dalam
menghadapinya). Jadi manusia harus menahan jiwanya dari hal-hal yang diharamkan,
seperti menampakkan kegelisahan dengan lisan (tidak ridho), hati atau anggota
badannya. (Syarh Riyadhus Sholihin Syaikh al-Utsaimin, hal: 119-120)

HUKUM SABAR
Sabar hukumnya adalah wajib. Hal ini sebagaimana yang disebutkan di dalam
kitab Bahjatun Nadzirin Syarh Riyadhis Shalihin: “Sabar itu hukumnya wajib dengan
dasar al-Qur’an, as-Sunnah, dan Ijma’ umat ini, serta berdasarkan akal.

FADHILAH SABAR
Sesungguhnya sabar memiliki fadhilah yang amat melimpah. Akan tetapi pada
pembahasan ini kami hanya akan menyebutkan sebagiannya saja.
Di antara fadhilah sabar tersebut adalah:

PERTAMA: Orang-orang yang bersabar akan mendapat kecintaan dari Allah.
Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 146.
Allah ta’ala berfirman:

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 146)
Adakah seorang dari kita yang tidak mengharap kecintaan dari Allah?
Yang mana dengan kecintaan tersebut Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dan
memasukkan hamba-Nya ke dalam surga? Maka, sungguh beruntung orang-orang
yang bersabar lantaran mendapatkan kecintaan dari Allah Sang Maha Pencipta.

KEDUA: Allah akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang bersabar.
Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat 153. Allah
ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqoroh: 153)
Yang dimaksud ‘Allah ta’ala bersama orang-orang yang sabar’ pada ayat di
atas adalah bahwasanya Allah ta’ala akan senantiasa memberikan pertolongan kepada
orang-orang yang bersabar. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abdurrohman
bin Nashir as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas: “Maksudnya adalah
Allah bersama orang-orang yang menjadikan kesabaran sebagai akhlak dan sifatnya,
dengan memberikan pertolongan dan taufiq kepada mereka, sehingga menjadi
mudahlah segala kesukaran dan menjadi ringanlah segala yang berat, serta hilanglah
dari mereka segala bentuk kesulitan. Inilah kebersamaan Allah yang khusus, yang

menuntut adanya kecintaan, pertolongan dan kedekatan dengan-Nya. Dan inilah
fadhilah yang agung bagi orang-orang yang bersabar.” (Tafsir as-Sa’di, hal: 79)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Pertolongan itu akan
datang dengan kesabaran.” (Hadits shahih riwayat Ahmad 307/1)

KETIGA: Balasan yang lebih baik dan tanpa batas baik bagi mereka.
Allah ‘azza wa jalla berjanji akan memberikan pahala yang lebih baik bagi
orang-orang yang bersabar.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (QS. az-Zumar: 10)

KEEMPAT: Orang-orang yang bersabar adalah penghuni surga.
Keselamatan dan keberkahan di surga akan didapatkan oleh orang-orang yang
bersabar. Allah ta’ala berfirman menjelaskan tentang kondisi mereka:

“(Yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-
orang yang shalih dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang
malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;. (sambil
mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" (keselamatan atas kalian berkat
kesabaran kalian). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. ar-Ra’du: 23-
24)

KELIMA: Sabar adalah pelita yang akan menuntun kepada kebenaran.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sabar adalah pelita.” (HR. Muslim no. 534)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam hadits ini bahwa sabar
adalah pelita bagi manusia. Pelita baginya dalam kegelapan dan kesedihan yang
mendalam, bila ia bersabar maka kesabaran itu akan menjadi pelita baginya yang akan
menuntunnya menuju kebenaran.”

PENUTUP
Demikian pembahasan yang singkat seputar sabar. Semoga bisa menjadi
penyemangat bagi kita semua untuk senantiasa bersabar dalam menjalani kehidupan
yang fana ini, sehingga kita akan termasuk orang-orang yang mendapatkan fadhilah
dari kesabaran tersebut. Amin.
Wallahu a’lam bisshowab.

[Oleh: Agus Eko Wahyono]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS