UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » » URGENSI BAHASA ARAB

URGENSI BAHASA ARAB

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | 07.50




“Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran
mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih mengutamakan konsep
Aristoteles.”

Itulah ungkapan Imam Syafi’i rahimahullah untuk umat ini, agar kita jangan
mengesampingkan bahasa kebanggaan umat Islam, bahasa Arab. Seandainya beliau
menyaksikan sikap umat sekarang ini terhadap bahasa Arab, tentu keprihatinan beliau
akan semakin memuncak.

Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi
di kalangan umat manusia. Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat
di hati kaum muslimin. Ulama bahkan para khalifah tidak memandangnya dengan
sebelah mata. Kefasihan dalam berucap dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi
salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya saat masa kecil.
Redupnya perhatian terhadap bahasa Arab mulai tampak ketika penyebaran
Islam sudah memasuki negara-negara ‘ajam (non Arab). Antara ras saling berinteraksi
dan bersatu di bawah payung Islam. Kesalahan ejaan semakin dominan dalam
perbincangan. Apabila dicermati realita umat islam sekarang pada umumnya, banyak
yang menganaktirikan bahasa Arab. Yang cukup memperhatikan ternyata, para orang
tua kurang mendorong anak-anaknya agar dapat menekuni bahasa Arab.

KEISTIMEWAAN BAHASA ARAB

[1]. Bahasa Arab Bahasa al-Qur’an.
Hal ini telah dinyatakan Allah subhanahu wa ta'ala dalam beberapa ayatnya,
diantaranya surat az-Zukhruf ayat 3. Firman-Nya:

Sesungguhnya Kami menjadikan al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya).
Selain itu, ada pula ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa bahasa Arab adalah
bahasa al-Qur’an, seperti surat asy-Sy’uara’ ayat 195, Fushshilat ayat 3 dan 44, Yusuf
ayat 2, Thoha ayat 113, az-Zumar ayat 28, asy-Syuro ayat 7 dan al-Ahqaf ayat 12.

[2]. Bahasa Arab bahasa Nabi Muhammad dan Para Sahabat.
Hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang sampai kepada kita
berbahasa Arab. Demikian juga kitab-kitab fikih tertulis dengan bahasa ini. Oleh karena
itu, penguasaan bahasa Arab menjadi pintu gerbang dalam memahami agama. Umar
bin al-Khattab radhiyallahu 'anhu dalam hal ini berkata :

Pelajarilah bahasa Arab, sebab ia termasuk agama kalian.

[3]. Susunan Kata Bahasa Arab Tidak Banyak.
Kebanyakan susunan bahasa Arab terdiri atas tiga huruf saja. Ini akan
mempermudah pemahaman dan pengucapannya.

[4]. Indahnya Kosa Kata Arab.
Orang yang mencermati ungkapan dan kalimat dalam bahasa Arab, ia akan
merasakan sebuah ungkapan yang indah dan gamblang, tersusun dengan kata-
kata yang ringkas dan padat. Susunan kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan
terdiri atas susunan tiga huruf saja. Ini akan mempermudah pemahaman dan
pengucapannya.

PENGARUH BAHASA ARAB TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN
1. Mempermudah Penguasaan Terhadap Ilmu Pengetahuan.
Islam sangat menekankan pentingnya aspek pengetahuan melalui membaca.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat al-‘Alaq ayat pertama:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan.
Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab bahasa
Arab telah menjadi sarana transfer pengetahuan. Bukti kongkretnya, banyak ulama
yang mengabadikan berbagai disiplin ilmu dalam bentuk bait-bait syair atau yang lebih
dikenal dengan nazham (manzhumah atau nazhaman). Dengan ini seseorang akan
relatif lebih mudah mempelajarinya, lantaran tertarik pada keindahan susunannya,
dan menjadi keharusan untuk menghafalnya bagi orang-orang yang benar-benar ingin
menguasainya dengan baik. Sebagai contoh, kitab asy-Syaithibiyah fi al-Qira’ah as-
Sab’ah adalah matan syair yang berisi pelajaran qira’ah sab’ah (tujuh qira’ah).
Banyak di antara para ulama yang menghafal bait-bait syair Arab dengan tujuan
untuk ber-istisyhad (menjadikannya argumen pendukung). Imam Muhammad bin
Ahmad al-Baghdadi rahimahullah, beliau pernah mengatakan, ”Aku menghafal lima
puluh ribu bait syair sebagai syawahid (pendukung) untuk al-Quran”. Abdullah bin’
Athiyyah Abu Muhammad ad-Dimasyqi rahimahullah, beliau menghafal lima puluh ribu
bait syair untuk ber-istisyhad atas makna-makna al-Quran.

2. Meningkatkan ketajaman daya pikir anak.
Dalam hal ini Umar bin al-Khattab radhiyallahu 'anhu berkata, ”Pelajarilah
bahasa Arab, karena sesungguhnya ia dapat menguatkan akal dan menambah
kehormatan.”
Mengkaji bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran
di dalam bahasa Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi
antara kalimat. Hal itu akan mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya
imajinasinya. Dan ini adalah salah satu faktor yang secara perlahan akan menajamkan
kekuatan intelektual seseorang, pasalnya seseorang diajak untuk merenungi dan
memikirkannya. Renungkanlah firman Allah subhanahu wa ta'ala berikut:

Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit
lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. al-Hajj:
31)

Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan orang
yang melakukannya bagaikan sesuatu yang jauh dari langit yang langsung disambar
burung sehingga terpotong-potong tubuhnya. Demikian perihal orang musyrik, ketika
ia meninggalkan keimanan, maka setan beramai-ramai menyambarnya sehingga
terkoyak dari segala sisi, agama dan dunianya mereka hancurkan.

3. Mempengaruhi pembinaan akhlak.
Orang yang menyelami bahasa Arab, akan membuktikan bahwa bahasa ini
merupakan sarana untuk membentuk moral luhur dan memangkas perangai kotor.
Berkaitan dengan itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: ”Ketahuilah,
perhatian terhadap bahasa Arab akan berpengaruh sekali terhadap daya intelektual,
moral, agama (seseorang) dengan pengaruh yang sangat kuat lagi nyata.”
Habib bin Aus rahimahullah menganjurkan kita agar berperangai dengan akhlak
yang baik yang dilantunkan dalam syairnya:

Seorang akan dalam kebaikan selama mempunyai rasa malu
sebagaimana batang pohon akan abadi selama kulitnya belum terkelupas
Demi Allah, tidak ada sedikit pun kebaikan dalam kehidupan
Demikian juga di dunia, bila rasa malu telah hilang sirna
Jadi, dengan memahami bahasa Arab, penguasan terhadap al-Quran dan as-
Sunnah menjadi lebih mudah. Pada gilirannya akan lebih mudah mengantarkan orang
untuk dapat menghayati nilai-nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan.

PERHATIAN SALAF TERHADAP BAHASA ARAB
Umar bin al-Khattab radhiyallahu 'anhu pernah menulis sebuah surat kepada
Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu 'anhu yang berisi pesan:

“Amma ba’du, perdalamlah as-Sunah, pelajarilah bahasa Arab dan i’roblah al-Qur’an,
karena sesungguhnya al-Quran itu dengan bahasa Arab.”
Dalam riwayat lain beliau radhiyallahu 'anhu berkata:

“Pelajarilah as-Sunnah, farai’dh (hukum waris) dan bahasa Arab, sebagaimana kalian
mempelajari al-Qur’an.”
Para ulama tidak mengecilkan arti bahasa Arab. Mereka tetap memberikan
perhatian yang besar dalam menekuninya, layaknya ilmu syar’i lainnya. Sebab bahasa
Arab adalah sarana dan perangkat untuk memahami ilmu syariat.
Imam asy-Syafi’i rahimahullah pernah berkata: “Aku tinggal di pedesaan selama
dua puluh tahun, aku pelajari syair-syair dan bahasa mereka, dan aku menghafal
al-Quran, tidak pernah ada satu kata yang lewat olehku, kecuali aku memahami
maknanya.”
Imam Syafi’i rahimahullah telah mencapai puncak dalam penguasaan bahasa
Arab, sehingga dijuluki sebagai seorang Qurasyi (orang Quraisy) yang paling fasih

pada masanya. Dia termasuk yang menjadi rujukan dalam bahasa Arab. (Dinukil dari:
Majalah As-Sunnah Edisi 02 Tahun IX 1426 H/2005 M dan Majalah Adz-Dzakirah Edisi
68 Vol. 9 No. 22/1432/2011)
[Oleh: Muhammad Irfan]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS