Setiap
manusia pasti mendambakan ketenangan dan kebahagiaan, dan ia selalu mencari
jalan untuk mendapatkan hal tersebut. Terlebih lagi seorang muslim, dia diberi
sebuah keistimewaan oleh Allah dengan keimanan, ia tidak hanya mengharap
kebahagiaan dunia semata, namun orientasinya adalah kebahagiaan akhirat yang
kekal abadi. Hanya saja terkadang ia kebingungan, kira-kira apa kuncinya?
Apakah yang bisa membuat manusia itu mampu mendapatkan kebahagiaan dan
ketenangan jiwa? Padahal kita semua tahu bahwasanya kehidupan dunia ini
dipenuhi dengan ujian dan cobaan, ada kalanya manusia diuji dengan kefakiran,
ada pula yang diuji dengan rasa sakit, rasa sedih, ada pula manusia yang diuji
oleh Allah dengan kecintaan terhadap dunia, wanita, harta, anak-anak dan
hal-hal lainnya.
Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas,
cobalah kita merenungkan sebuah perkataan indah yang pantas untuk ditulis
dengan tinta emas dari seorang tabi’in yang terkemuka, al-Hasan al-Bashri rahimahullah,
beliau mengatakan:
عَلِمْتُ
أَنَّ رِزْقِيْ لَا يَأْخُذُهُ غَيْرِيْ فَاطْمَأَنَّ قَلْبِيْ، وَعَلِمْتُ أَنَّ عَمَلِيْ لَا يَقُوْمُ بِهِ غَيْرِيْ فَاشْتَغَلْتُ بِهِ وَحْدِيْ، وَعَلِمْتُ أَنَّ اللَّهَ مُطَّلِعٌ عَلَيَّ فَاسْتَحْيَيْتُ أَنْ يَرَانِيْ عَاصِيًا، وَعَلِمْتُ أَنَّ الْمَوْتَ يَنْتَظِرُنِيْ فَأَعْدَدْتُ الزَادَ لِلِقَاءِ رَبِّيْ
“Aku yakin bahwa rezekiku tidak akan mungkin diambil orang,
maka hatiku pun selalu tenang. Aku mengetahui bahwa kewajibanku tidak mungkin
ku wakilkan, maka dengannya lah diriku tersibukkan. Aku tahu bahwa Allah selalu
melihat, maka aku malu tuk berbuat maksiat. Dan aku yakin bahwa kematian telah
menungguku, maka aku menyiapkan bekal untuk bertemu dengan Rabbku.”
Dari
perkataan indah ini dapat diambil beberapa faedah yang dengannya manusia dapat
membuka pintu-pintu kebahagiaan dan ketenangan:
1ʅ.
|
Ingatlah Bahwa Rezekimu di Tangan Allah
Gemerlapnya
dunia banyak menyeret manusia ke lubang kenistaan. Betapa banyak kita saksikan
orang-orang yang menghalalkan berbagai cara hanya untuk mendapatkan dunia.
Sebagian lagi terpontang-panting mengejar dunia dan mengedepankannya dari pada
beribadah pada Rabbnya, mereka meninggalkan kewajiban-kewajiban dari Allah demi
dunia, tidak memedulikan akibat perbuatannya serta melalaikan ancaman-ancaman
al-Qur’an.
Adapun
seorang muslim, maka dia meyakini bahwasanya rezeki itu berada di tangan Allah,
Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikannya kepada siapa yang Dia
kehendaki. Seorang muslim yakin bahwa apa yang ditulis Allah baginya tidak akan
mungkin lari darinya, sehingga mereka merasa tenang dan tenteram. Allah
berfirman, yang artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)
Apapun yang
mereka dapatkan adalah ketetapan Allah baginya dan itulah yang terbaik baginya.
Dengan inilah mereka selalu bahagia dan merasakan ketenangan dalam jiwa.
2ʅ.
|
Jangan Lupakan Kewajibanmu
Allah adalah
Dzat yang telah menciptakan manusia dan Dialah yang paling mengetahui tentang
makhluknya. Tidaklah Allah mensyari’atkan sesuatu kecuali karena adanya hikmah
di balik itu semua, dan tidaklah dia melarang sesuatu kecuali karena adanya
keburukan di baliknya. Sehingga barangsiapa yang taat kepada Allah, maka pada
hakikatnya dia berada dalam keuntungan yang nyata, dan barang siapa yang
membangkang, maka ia dalam tepi jurang kehancuran.
Seorang
muslim yang sejati selalu menjaga hak-hak Allah atasnya berupa salat lima
waktu, puasa Ramadhan dan hak-hak Allah yang lainnya. Seorang muslim adalah
seorang yang selalu mengingat firman Allah: “Dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. al-Dzariyat:
56). “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban)?” (QS. al-Qiyamah: 36)
Ia benar-benar
mencurahkan segala daya dan upayanya untuk mengabdikan diri untuk Rabb-nya.
Dengan itulah seorang muslim merasakan tenangnya jiwa dan tenteramnya hati.
Allah berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.
an-Nahl: 97)
Beda halnya
dengan orang-orang yang menentang perintah Allah dan peringatannya, maka orang
yang seperti ini akan merasakan kehidupan yang sempit dan penuh kesengsaraan
baik lahir maupun batin. Bahkan Allah mengancam akan membangkitkan orang
tersebut pada hari kiamat dalam keadaan buta, sebagaimana yang tertera di dalam
surat Thaha: 124-126.
Kewajiban-kewajiban
yang akan ditanyakan Allah ini tidak akan mungkin bisa diwakilkan kepada siapa
pun. Sehingga seseorang benar-benar dituntut untuk selalu menjaga hal ini demi
kebahagiaannya.
3ʅ.
|
Ingatlah Bahwa Allah Selalu Melihatmu
Inilah
penggalan ketiga dari ucapan al-Hasan al-Bashri. Dari penggalan yang ketiga ini
dapat diambil sebuah pelajaran yang sangat berharga, bahwasanya seorang manusia
yang selalu merasa diawasi oleh Allah, maka ia pun akan merasa malu dan selalu
menjaga dirinya. Perasaan inilah yang dikenal dengan muraqabatullah
(perasaan selalu diawasi Allah). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
yang artinya: “Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam
bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada dan Allah
Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Hadid: 4)
Inilah salah
satu kunci yang mampu membawa manusia pada derajat yang tinggi, karena semakin
tinggi rasa muraqabatullah seorang muslim maka ia akan selalu berusaha
untuk melaksanakan semua kewajibannya semaksimal mungkin dan selalu berusaha ikhlas,
hanya untuk mendapatkan keridaan Allah. Di sisi lain, mereka akan selalu
menjaga diri dari kemaksiatan-kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan oleh
Allah karena rasa malu yang ada pada diri mereka. Seperti halnya seorang
karyawan yang bekerja di bawah pengawasan bosnya, dia akan lebih giat dan
semangat serta berusaha keras untuk mendapatkan hal yang terbaik. Demikian pula
ia malu bila terdapat satu kesalahan saja dalam pekerjaannya. Oleh karenanya,
hendaklah setiap muslim benar-benar selalu merasa diawasi oleh Allah.
4ʅ.
|
Ingatlah Bahwa Kematian Menantimu
Termasuk dari
aqidah islam yang sangat urgen adalah keyakinan bahwa setiap yang bernyawa
pasti akan mengalami kematian. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,
kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”(QS. al-Ankabut: 57)
Setiap yang
bernyawa tidak akan mungkin bisa lari dari kematian ke mana pun mereka
bersembunyi. Dalam sebuah ayat disebutkan: “Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh.”(QS. an-Nisa’: 78)
Kematian
seseorang tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah semata. Tempat,
waktu dan bagaimana ajal akan menjemput, hanyalah Allah yang tahu. Tidak ada
seorang pun baik itu paranormal, dukun ataupun tukang sihir yang dapat
mengetahui hal itu. “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, mengetahui
apa yang ada dalam Rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan diusahakannya besok, tiada seorang pun yang dapat
mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34)
Sehingga
ketika seseorang telah menyadari ini semua, maka ia akan selalu mencurahkan
daya dan kekuatan untuk mempersiapkan pertemuannya dengan Allah, dengan selalu
berharap mendapatkan pahala dan surga di sisi-Nya. Oleh karenanya Rasulullah
mewasiatkan kepada para sahabat dalam sebuah hadis: “Perbanyaklah mengingat
pemutus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Ibnu Hiban dengan derajat hasan)
Demikianlah
empat pelajaran penting yang dapat kita ambil dari wasiat al-Hasan al-Bashri
yang mana keempat hal tersebut merupakan kunci-kunci ketenangan dan kebahagiaan
hidup. Semoga kita mampu untuk mengaplikasikan wasiat emas ini.
| Oleh : Agus Suranto |
0 komentar:
Posting Komentar