UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » » DZIKIR, AMALAN RINGAN BAGI LISAN

DZIKIR, AMALAN RINGAN BAGI LISAN

Written By Unknown on Minggu, 24 Maret 2013 | 21.49






Kondisi manusia di dunia berada di antara dua pilihan: kalau tidak dalam keadaan berdzikir pasti dalam kondisi lalai dan sibuk dengan urusan dunia. Orang yang selalu berdzikir kepada Allah dan tidak pernah luput darinya, sungguh ia telah mengabaikan dunia yang fana ini, dan itulah muslim yang hakiki. Allah ta’ala berfirman:
                                                  النور: ٣٧
Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan sholat, dan dari membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari, yang di hari itu hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS. an-Nur: 37)
 Sedangkan orang yang sibuk dengan urusan dunia dan lalai dari mengingat Allah, ia akan termasuk dari golongan-golongan berikut:
1.      Termasuk Golongan Syaitan.
Allah ta’ala berfirman:

Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.(QS. al-Mujadilah: 11)
2.      Mereka akan Merugi di Dunia dan Akhirat.
Firman Allah:

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. ( QS. al-Munafiqun: 9)
3.      Hidupnya akan Sempit dan di Hari Kiamat Bangkit dalam Keadaan Buta.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thoha: 124)
4.      Akan Disiksa di Dalam Neraka.
Allah ta’ala berfirman:

Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhan-nya, niscaya akan dimasukkan ke dalam adzab yang amat berat. (QS. al-Jin: 17)
5.      Mereka Berpindah dari Satu Kesesatan kepada Kesesatan yang lain.
Allah ta’ala berfirman:

Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. az-Zumar: 22)
Berdzikir merupakan seagung-agung ibadah. Manfaatnya tidak mampu diungkapkan oleh lisan dan tidak bisa terbilang oleh perhitungan manusia. Kedudukannya sangat agung, pahalanya sangat banyak, dan melakukanya sangat ringan dan mudah.
Ibnul Qoyim v menyebutkan keutamaan berdzikir hingga sampai enam puluh (60) keutamaan, sebagaimana dikutip oleh pensyarah kitab Hisnul Muslim Majdi Bin Abdul Wahab al-Ahmad. Silahkan lihat Muqoddimah Syarah Hisnul Muslim, hal. 9. Dan cukuplah bagi kita bahwa berdzikir dapat membuat hati kita tenang dan tenteram. Allah azza wa jalla berfirman:

 (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. ar-Ra’du: 28)
Nabi n bersabda:
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ.
Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir bagaikan orang hidup dan mati” (HR. Bukhori, no. 6407)
Ibnu Taimiyah v berkata: “ Dzikir bagi hati bagaikan air bagi ikan, lantas bagaimana nasib ikan apabila tidak ada air”. (Syarh Hisnul Muslim, hal. 9)
Tidaklah Allah ta’ala mewajibkan sesuatu kecuali ada batasannya, seperti sholat wajib lima waktu. Namun berbeda dengan dzikir, Allah tidak memberikan batasan dan jumlahnya, kecuali dzikir-dzikir yang dikhususkan, seperti setelah sholat fardhu. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi seseorang untuk meninggalkanya. Allah ta’ala berfirman:

Maka ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk dan berbaring. (QS. an-Nisa: 103)
Yakni ingatlah Allah di waktu malam dan siang hari, di laut maupun di darat, ketika safar atau mukim di rumah, dalam kondisi miskin atau kaya, ketika sehat atau sakit, ketika sendirian dan di keramaian serta dalam semua kondisi.

KONDISI HATI MANUSIA YANG TIDAK BERDZIKIR
Manusia yang tidak pernah berdzikir kepada Allah, hatinya akan berkarat bak besi. Sedangkan cara menghilangkanya ialah dengan berdzikir. Setelah bersih, hati itu bagaikan cermin yang bening mengkilap. Namun jika dzikir ditinggalkan, hati akan berkarat lagi dan begitu seterusnya. (Muqoddimah Syarah Hisnul Muslim, hal. 10)

ARTI BANYAK BERDZIKIR
Allah ta’ala berfirman:

Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab: 35)
Mujahid v berkata: “ Tidak disebut laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, sebelum ia berdzikir ketika berdiri, duduk, dan berbaring.” (al-Adzkar, an-Nawawi, hal.10)
Sedangkan Abu Amr bin Sholah, ketika ditanya tentang batasan orang yang banyak berdzikir, beliau mengatakan:” Apabila konsisten membaca dzikir-dzikir ma’tsur (ada riwayatnya) yang shohih, baik pagi dan sore, di setiap waktu dan kondisi yang berbeda-beda, baik siang maupun malam, yang berdasarkan kitab amalan siang dan malam, maka yang demikianlah yang disebut orang yang banyak berdzikir”. (al-Adzkar, an-Nawawi, hal.10)

CARA BERDZIKIR DAN TINGKATANYA
Berdzikir itu memiliki tiga tingkatan:
1.      Berdzikir dengan hati dan lisan, inilah tingkatan yang paling utama.
2.      Berdzikir dengan hati saja, ini merupakan tingkatan kedua.
3.      Berdzikir dengan lisan saja, dan ini tingkatan yang terendah. (al-Jami’ fi al-Du’a, hal. 234)
DZIKIR ADALAH BENTENG
Dzikir merupakan benteng penahan diri dari dua hal berikut:
1.      Benteng dari Musuh di Medan Pertempuran.
sebagaimana tertera di dalam surat al-Isro` ayat 45-46, dan firman Allah ta’ala kepada Musa dan Harun ketika keduanya di utus kepada Fir’aun:

Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku. (QS. Thoha: 42)
2.      Benteng dari Gangguan syaithan dan Jin.
Kita ketahui bersama bahwa syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Maka itu, apabila kita ingin berlindung dari syaitan, hendaklah berdzikirlah kepada Allah. Bila kita membaca ayat kursi di sore hari, Allah akan senantiasa menjaga kita dari syaitan, dia tidak bisa mendekat sampai pagi. Demikian pula halnya bila dibaca pada pagi hari, dia tidak bisa mendekat hingga malam hari.
Nabi n juga mengabarkan bahwa rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqoroh, tidak akan dimasuki oleh syaitan (HR. Muslim). Dan dengan berdzikir pagi dan petang, Allah akan selalu menjaga kita dari gangguan jin dan syaitan.

MANFAAT BERDZIKIR
Manfaat berdzikir sangat banyak. Cukuplah bagi kita bahwa berdzikir akan menyibukan kita dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), berdusta, dan ucapan tidak baik lainnya.
Karena manusia itu pasti berbicara, barang siapa yang sibuk dengan berdzikir, maka pasti ia berpaling dari hal-hal yang diharamkan.

DZIKIR IBADAH YANG MUDAH
Dzikir merupakan ibadah yang mudah, tetapi kedudukanya begitu agung dan pahalanya amatlah banyak. Hal ini, sebagaimana sabda Nabi n

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ.

Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dicintai oleh (Allah) ar-Rohman: SubhanAllahil A’dzim, SubhanAllah wa Bihamdihi. (HR. Bukhori, no 6406)

WASIAT LUKMAN UNTUK ANAKNYA
Lukmanul Hakim pernah berwasiat kepada anaknya:” Wahai ananda, pilihlah majlis olehmu; seandainya kamu menemukan suatu kaum yang sedang berdzikir kepada Allah (majlis ilmu), maka duduklah bersama mereka. Sebab apabila kamu berilmu, maka ilmumu akan bermanfaat. Apabila kamu bodoh, maka mereka akan mengajarimu. Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya, semoga kamu mendapatkan bagiannya. Seandainya kamu menemukan suatu kaum yang tidak berdzikir kepada Allah, maka janganlah duduk bersama mereka. Sebab jika kamu berilmu, maka ilmumu tidak akan bermanfaat. Jika kamu bodoh, maka mereka akan menambah kebodohanmu. Mudah-mudahan Allah menimpakan siksa kepada mereka termasuk kamu juga.” (al-Jami’ fi ad-Du’a an-Nafi’, hal. 238) []
(Oleh: Abu Sa’id as-Sundawy)



0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS