UNTUK MENDAPATKAN BULETIN AL-IMAN DALAM BENTUK PDF KLIK TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3

Home » , , » BAHAGIA DENGAN JENGGOT

BAHAGIA DENGAN JENGGOT

Written By Unknown on Rabu, 13 Februari 2013 | 09.43



Saudaraku, pada hari ini kita telah menyaksikan keterasingan agama Islam di
tengah kaum muslimin yang jumlahnya mencapai milyaran. Pada hari ini pun Islam
yang murni menjadi asing di tengah para pemeluknya. Bahkan terkadang label yang
aneh-aneh disematkan kepada orang-orang yang berusaha menerapkannya. Padahal
hal yang mereka anggap aneh itu sebenarnya adalah warisan berharga yang tiada
bandingannya. Warisan itu tak lain berasal dari Nabi mulia Muhammad bin Abdillah
shallallahu 'alaihi wa sallam yang merupakan penutup para Nabi dan Rasul. Dan di
antara warisan mulia beliau kepada kita semua adalah perintah untuk memelihara dan
memanjangkan jenggot.
Acapkali kita mendengar celotehan orang awam: "Itu jenggot kambing ya?"
Atau celetukan sang istri: "Mas, rapikan tuh jenggotnya, malu dikatain orang, masa’
istrinya cantik tapi suaminya mirip teroris.."
Terkadang pula kita mendengar gurauan seorang teman: "Lagi kere ya bro,
masa untuk rapikan jenggot kagak ada modal..." dan kalimat lain yang tidak jauh beda
dengan kata-kata di atas.
Sungguh kata-kata tersebut mengandung unsur mengolok-olok ajaran
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang dapat menyeret kepada kekafiran.
Na'udzu billah min dzalik. Allah ta’ala berfirman:

Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-
olok?! Janganlah meminta maaf, karena kalian sungguh telah kufur setelah kalian
beriman. (QS. at-Taubah: 65-66)
Saudaraku, janganlah lantas kalian bersedih hati atas perkataan mereka.
Besarkanlah hatimu dan berbahagialah dalam berpegang teguh sunnah Rasul mulia
shallallahu 'alaihi wa sallam. Yakinlah bahwa engkau adalah orang-orang yang
dirahmati lagi diberi taufiq oleh-Nya. Engkau adalah hamba-hamba-Nya yang dipilih
untuk menampakkan syiar-syiar Islam yang mulia.
Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam:

“Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya,
maka beruntunglah orang-orang yang terasing.” Sahabat bertanya: “Siapakah orang-
orang asing tersebut wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Orang-orang yang
megupayakan kebaikan tatkala kerusakan melanda manusia. (HR. Muslim)
Saudaraku, ketahuilah bahwa engkau tidak sendiri. Saudara-saudaramu yang
lain pun demikian keadaan dan cobaannya. Berbahagialah bahwa engkau termasuk
ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sejatinya jenggot itu adalah perhiasan
laki-laki dan merupakan pembeda antara laki-laki dan wanita.

Lihatlah, saat ini orang-orang kafir tidak segan terhadapmu, lantaran dirimu
tidak memiliki wibawa di hadapannya. Sesungguhnya hikmah dalam memelihara
jenggot itu memunculkan wibawa bagi pemiliknya. Buktinya, tidak sedikit masyarakat
yang menjumpai seorang yang berjenggot lagi berpakaian yang menampakkan syiar
Islam, mereka berkata: "Dari mana pak haji?"...atau kalimat semisalnya.
Dengan menampakkan syiar Islam seperti memelihara jenggot akan
menumbuhkan ketakutan di hati kaum musyrikin dan munafiqin terhadap kaum
muslimin, sebab pada dasarnya mereka takut apabila kaum muslimin kembali
berpegang teguh kepada agamanya.
Adapun seorang muslim yang memelihara kumisnya dan memangkas
jenggotnya atau memangkas keduanya secara bersamaan, maka hal ini tidak
dibenarkan oleh syariat bahkan harus dijauhi, dan hal ini merupakan usaha untuk
meniru budaya orang-orang kafir dan kaum Majusi yang memangkas jenggot mereka.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.
(Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ No. 6025)

SIKAP ORANG KAFIR TERHADAP KITA


Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk
(yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (QS. al-Baqoroh: 120)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian, sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga apabila mereka masuk kedalam
lubang dhobb (hewan sejenis biawak) pun kalian akan mengikutinya.”
Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, apakah mereka adalah orang-orang
yahudi dan nashrani?

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Siapa lagi?” (HR.
Bukhari No. 2889 dan Muslim No. 2669)

JENGGOT SUNNAH PARA NABI

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ada sepuluh perkara
merupakan fithrah....” kemudian beliau menyebutkan salah satunya, “Memanjangkan
jenggot.” (HR. Muslim)
Para ulama menjelaskan bahwa arti “fithrah” pada hadits di atas adalah
sunnah, yakni merupakan sunnah para Nabi dan Rasul ‘alaihimush-shalatu was-salam.
Hal ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul memanjangkan jenggot
mereka dan tidak memotongnya. Sungguh, alangkah mulia seorang hamba yang meniti
jejak para Nabi dan Rasul, yang merupakan manusia paling baik yang ada di muka
bumi.

KISAH PENYEMANGAT

Sebagai penutup, penulis akan membawakan sebuah kisah tentang seorang
ulama yang istiqamah dalam berpegang teguh dengan al-Qur`an dan as-Sunnah.
Tatkala beliau memasuki usia senja, kondisi fisik beliau pun melemah akan
tetapi semangat beliau dalam menyampaikan ilmu senantiasa berapi-api.
Suatu ketika beliau diuji oleh Allah ta’ala dengan suatu penyakit yang
menyerang hatinya. Usaha penyembuhan pun telah dilakukan oleh pihak keluarga
dengan tetap bertawakkal pada Allah ‘azza wa jalla. Sampai usaha paling maksimalpun
telah ditempuh, hingga akhirnya perawatan beliau hendak dialihkan keluar negeri.
Maka seorang lelaki berkata kepada beliau: "Wahai Syaikh, dalam hal ini negara
itu memiliki obat yang dapat menyembuhkan penyakit anda."
Beliaupun bertanya: "Bagaimana obat itu bekerja dan apa efek samping dari
obat tersebut?"
Lelaki itu menjawab: "Obat itu cukup manjur, hanya saja efek samping dari
obat itu adalah menyebabkan kerontokan seluruh rambut anda demikian pula dengan
jenggot anda."
Maka Syaikh rahimahullah berkata: "Aku tidak akan berobat kesana, karena
aku malu berjumpa dengan allah, sedang aku tidak memiliki jenggot.” Allahu a’lam.
Subhanallahu! Sungguh menakjubkan sekali sikap dari hambah Allah
subhanahu wa ta'ala yang mempunyai kekuatan iman dan keteguhan hati untuk selalu
berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dimana beliau
merupakan manusia terbaik di muka bumi ini.
Saudaraku yang budiman, di akhir tulisan singkat ini, penulis ingin mengajak
kaum muslimin yang telah mengamalkan sunnah ini untuk bersabar. Adapun yang
belum, maka engkau masih bisa memulainya saat ini juga dan janganlah menundanya.
Semoga Allah memudahkan langkahmu, wahai saudaraku, untuk mengamalkan
sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Hendaklah engkau selalu tegar
dan sabar, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Wallahu
a'lam bishshawab.
[Oleh: Sofyan at-Tamimy]

0 komentar:

Buletin Terbaru

Radom Post

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS