Kita sepakati bersama bahwa lisan merupakan
anggota badan yang sangat penting dan memiliki banyak manfaat bagi seorang
hamba. Namun di balik manfaatnya yang berbilang, tidak semua orang dapat
menggunakannya sebagaimana mestinya. Realita yang ada, banyak manusia yang
memanfaatkannya untuk keburukan. Padahal, bila ia menggunakannya untuk
kebaikan, tidaklah berkata kecuali yang baik-baik, untuk memberi nasihat,
menyampaikan petuah, mengingatkan orang lain, mengajak kepada kebaikan dan
melarang dari hal-hal yang diharamkan, maka tentu saja ia akan panen banyak
pahala dari Allah ta’ala. Dan inilah yang diharapkan oleh kita semua.”
Seorang bijak berkata: “Ada enam sifat untuk
mengetahui orang itu bodoh: marah tanpa sebab, membuka rahasia, suka mengganggu
orang lain, memberi bukan pada tempatnya, tidak bisa membedakan lawan atau
kawan dan berbicara tanpa ada faedahnya.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam ditanya oleh ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu 'anhu, ia
berkat: “ Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu? Beliau menjawab: “ Jagalah
lisanmu.”
Jadi, bagi siapa saja yang menginginkan
kemenangan beserta limpahan pahalanya, maka hendaknya ia benar-benar menjaga
lisannya.
Berikut ini, beberapa balasan dari Allah
ar-Rahman bagi siapa saja yang perhatian dengan lisan. Selamat menyimak.
1. Berkata
baik adalah sedekah dan sedekah merupakan ibadah
Yang mendasari pernyataan ini adalah sebuah
hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan
oleh al-Bukhari. Beliau bersabda:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ.
Ucapan yang baik adalah sedekah. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Kalimat yang baik, seperti membaca al-Qur’an,
berdzikir, mengucapkan kalimat-kalimat baik yang berisi nasihat, petuah, dan
lain-lain merupakan sedekah yang dengan semua itu Allah akan membalasnya dengan
pahala. Sebab sedekah merupakan ibadah, dan ibadah yang dikerjakan seorang
hamba, pasti akan dibalas oleh Allah dengan limpahan pahala.
2. Mendapatkan
keberkahan di dunia dari Allah ta’ala
Seseorang yang berkata baik dan jujur dalam
ucapannya, tentu tidak akan Allah sia-siakan kebaikannya tersebut. Namun Allah
akan memberikan keberkahan baginya. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menjelaskan potret pedagang yang mendapatkan limpahan
keberkahan dari Allah ta’ala. Berikut gambarannya:
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُوْرِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا.
Penjual dan pembeli memiliki hak melanjutkan atau mengurungkan
akad selama mereka berdua belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan
menjelaskan (aib barang) maka jual beli mereka akan diberkahi, namun apabila
keduanya menyembunyikan (aib barang) dan berdusta maka keberkahan jual beli
mereka akan dilenyapkan. (HR. al-Bukhari)
Hadis ini sekaligus nasihat bagi siapa saja
yang berniaga. Hendaknya ia bertakwa kepada Allah dalam transaksi jual belinya,
jangan sampai berdusta atau menyembunyikan aib barangnya agar keberkahan dari
Allah senantiasa turun kepadanya.
3. Nabi
menjamin baginya dengan masuk ke dalam surga
Bagi orang yang jujur, maka kejujurannya itu
dapat mengantarkan dirinya masuk ke dalam surga, dan dia pun di sisi Allah
terkenal sebagai orang yang sangat jujur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menjelaskan:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ صِدِّيْقًا.
Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan
membawa kepada surga, dan sesungguhnya seseorang itu ia senantiasa berkata
jujur hingga ia ditulis (di sisi Allah) sebagai seorang yang jujur. (HR. al-Bukhari
dan Muslim)
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam juga menjamin bagi siapa saja yang menjaga lisannya
dengan di masukkan ke dalam surga. Sabda beliau:
مَنْ يَضْمَنُ لِيْ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَرِجْلَيْهِ أَضْمَنُ لَهُ الْجَنَّةَ.
Barang siapa yang menjamin bagiku (bisa menjaga) lisan dan
kehormatannya maka aku jamin baginya surga. (Muttafaq ‘alaihi)
4. Orang
yang paling dekat dengan Nabi pada hari kiamat
Ini merupakan sebuah janji yang telah
disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda
beliau. Beliau mengatakan:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِساً يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقاً.
Sesungguhnya di antara kalian yang paling aku cintai dan paling
dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah kalian yang paling baik
akhlaknya. (HR.
ath-Thabrani dengan sanad Hasan)
Tentu saja termasuk akhlak yang baik dan mulia
bagi seseorang apabila ia menjaga lisannya, bertutur kata dengan baik, berbicara
dalam hal-hal yang bermanfaat dan lain sebagainya.
5. Dijanjikan
sebuah rumah di surga
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا، وَبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهَ.
Aku menjamin sebuah rumah di pinggiran surga bagi yang
meninggalkan debat meskipun ia di atas kebenaran, dan sebuah rumah di tengah
surga bagi yang meninggalkan dusta meskipun sekedar bercanda, dan sebuah rumah
di surga paling atas bagi yang memperbaiki akhlaknya. (HR. Abu Dawud
dengan sanad Hasan li ghairihi)
Inilah beberapa keutamaan dan kemuliaan bagi
siapa saja yang menjaga lisannya. Tidaklah ia menggunakannya kecuali untuk hal
yang bermanfaat. Terakhir, simaklah baik-baik untaian nasihat dari al-Hasan
al-Bashri rahimahullah berikut ini, ia berkata:
لِسَانُ الْعَاقِلِ وَرَاءَ قَلْبِهِ، فَإِذَا أَرَادَ الْكَلاَمَ تَفَكَّرَ، فَإِذَا كَانَ لَهُ قَالَ وَإِذَا كَانَ عَلَيْهِ سَكَتَ.
Lisan orang yang berakal berada di belakang hatinya, apabila ingin
berbicara maka ia berpikir terlebih dahulu, bila ada manfaatnya maka ia
katakan, namun bila membahayakan maka ia memilih diam.
Semoga Allah membimbing kita semua menuju
senantiasa dimudahkan menjaga lisan hingga ajal menjemput kita. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar